ArenaLTE.com - Ketegangan antara AS dan Cina gegara memuncaknya tensi perang dagang antar kedua negara, nampaknya menunjukkan tanda-tanda mereda. Adalah Presiden AS Donald Trump, di sela-sela acara G20 Summit di Osaka, Jepang, mengatakan, perusahaan AS boleh menjual produk mereka ke Huawei, seperti dilaporkan BBC.
 
Pernyataan Trump memang rada mengejutkan, karena sebelumnya tak ada tanda-tanda ia bersedia “berdamai” dengan Cina. Malah, sebelumnya Trump membuat “perseteruan” makin panas dengan memasukkan Huawei dalam sebuah daftar yang disbut Entity List. Daftar ini berisi perusahaan yang dilarang berbisnis dengan perusahaan AS.
 
Kebijakan itu, mesti diakui, lumayan memukul Huawei. Sebab, itu berarti perusahaan-perusahaan semacam Google, Qualcomm, Intel dan lainnya yang sudah lama berbisnis dengan Huawei, harus memutus kerjasama. Itu berarti lagi, Huawei terancam tak bisa memakai platform Android pada lini produk smartphone mereka. Tak bisa mendapat pasokan SoC, serta beberapa komponen lain yang biasa dipasok perusahaan-perusahaan Amerika.
 
Kebijakan itu sesungguhnya “menampar” kedua belah pihak. Selain Huawei yang terancam tergerus pangsa pasarnya, perusahaan-perusahaan AS itu juga bakal kehilangan potensi pendapatan paling tidak sebesar US$11 miliar –nilai transaksi belanja Huawei pada tahun lalu. Huawei sendiri mengatakan, Google bisa kehilangan 700 hingga 800 juta pengguna bila meninggalkan Huawei.
 
Kebijakan terakhir itu sepertinya akan membuat segalanya tampak runyam. Tapi tidak, Trump sedikit menurunkan tensi dengan menyatakan, perusahaan-perusahaan AS boleh menjual (lagi) produk ke Huawei.  
 
“Saya katakan kami akan tetap menjual produk (ke Huawei) yang dibuat perusahaan Amerika. Rumit, sebenarnya. Tapi saya setuju untuk mengijinkan (perusahaan Amerika) melanjutkan penjualan produk-produk mereka,” ujar Trump dalam sebuah konferensi pers di sela Pertemuan Puncak G20, seperti dikutip BBC.
 
Pernyataannya itu dibuat setelah Trump bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping. Dia menyebut pertemuan tersebut berlangsung sangat baik. Sempurna malah. Mereka mendiskusikan banyak hal, dan Trump menyebut kedua negara akan kembali ke jalur semula. “Kita lihat nanti apa yang terjadi,” ujar Trump.
 
Pernyataan Trump tersebut memang baru sebatas pernyataan awal. Masih belum jelas, bagaimana kelanjutannya. Apakah sekadar “lips service” Trump belaka? Atau memang upaya sejumlah perusahaan AS melobi pemerintah agar mempertimbangkan kembali kebijakan yang disebut tak elok itu, bersambut baik? Belum tahu juga.
 
Yang jelas, hingga saat ini Huawei masih berada dalam Entity List. Trump sendiri masih menyebut Huawei memiliki resiko keamanan dalam pandangan Pemerintah AS. “Huawei terlibat dalam banyak hal (di AS), dan dalam intelijen dan komunitas intelijen. Kami tahu banyak tentang Huawei. Tapi saya tak ingin mengatakannya sekarang, saya rasa kurang pantas. Soal itu, nanti saja,” ujar Trump.
 
Meski masih belum jelas, setidaknya pernyataan Trump memberi angin segar bagi kedua belah pihak. Google dan kawan-kawan bisa bernafas lega, karena tak jadi kehilangan “pasar” besar yang menjadi sumber pemasukan terbaik bagi mereka. Sementara Huawei, tak perlu khawatir lagi harus kehilangan platform Android dan pemasok SoC yang selama ini jadi andalan mereka.