ArenaLTE.com - Banyak perusahaan di Asia Pasifik sudah menjalani transformasi digital. Namun transformasi digital juga membutuhkan pendukung lainnya yaitu tempat kerja yang baru. Tempat kerja saat ini tentu saja sangat berbeda dari 10 tahun lalu.

Seperti riset dari Deloitte, pertumbuhan kemampuan teknologi saat ini, peningkatan kekuatan komputasi, dan konektivitas Internet, telah mengubah cara pekerja dan perusahaan beroperasi. Transformasi tempat kerja juga jadi hal penting lainnya yang harus dilakukan.

Studi menunjukkan lebih dari 50% pegawai berharap dapat bekerja di tempat kerja yang cerdas dalam lima tahun ke depan. Bahkan 92% dari bisnis global sudah merencanakan berbagai inisiatif untuk mewujudkan transformasi tempat kerja cerdas.
 
Lalau apa yang dimaksud dengan tempat kerja yang cerdas? Tempat kerja yang cerdas mengedepankan produktivitas melalui kolaborasi, di mana pun pegawainya berlokasi, terutama dengan memanfaatkan teknologi.

Kantor atau tempat kerja yang cerdas biasanya memiliki sistem terintegrasi dengan banyak perangkat dan layar yang bekerja bersamaan, sehingga dapat membebaskan pegawai secara intuitif, efisien, dan aman, dari kesulitan teknologi, dan mereka pun bisa fokus mengerjakan tugas yang lebih penting.
 
Bisnis di dunia digital saat ini perlu mewujudkan kolaborasi, kerjasama lewat rapat yang lebih cerdas yang memastikan ruangan tersebut mudah digunakan, meskipun jika peserta rapatnya terkoneksi dengan peserta lain di luar ruangan.
 
Tujuannya untuk mengadakan rapat yang sederhana dan efisien, peserta rapat pun dapat lebih fokus meningkatkan kreativitasnya atau bertukar ide, sehingga rapat tersebut pun menelurkan hasil yang maksimal.
 
Menjadi cerdas juga berarti memiliki perangkat yang dapat beradaptasi dan merespon platform komunikasi pilihan perusahaan, baik itu Skype for Business, Zoom, atau BlueJeans.
 
Dengan begitu, penting sekali memilih solusi di mana pengguna dapat dengan cepat terkoneksi dan sharing secara simultan dari perangkat apa pun, dengan kabel atau nirkabel, di mana pun lokasinya, terutama dengan tenaga kerja mobile masa kini.

Dengan arus tenaga kerja yang mengglobal dan kekuatan cloud, tempat kerja cerdas bukan hanya ruang fisik. Tempat kerja bisa jadi online, kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun.



Dalam hasil riset “Global Mobile Workforce Forecast Update 2016-2022” oleh Strategy Analytics, diprediksikan dalam empat tahun ke depan, sebanyak 1.87 juta orang di seluruh dunia akan menjadi pegawai mobile, memakan 42.5% total tenaga kerja global.

Di Asia, kemajuan teknologi dan angkatan kerja muda yan meningkat berarti perusahaan akan melihat jumlah tenaga kerja mobile yang lebih besar.

Saat perusahaan masuk ke era cerdas, sebagian besar fokus mengarak ke aplikasi dan perangkat lunak. Namun perusahaan perlu ingat bahwa perangkat keras juga menjadi kunci dalam evolusi kantor cerdas. Bagaimana pun juga, perangkat keras dan perangkat lunak perlu sama-sama efektif.

Dalam kata lain, perusahaan perlu memprioritasnya membeli perangkat komputasi yang tepat. Untuk mendapatkan faktor mobilitas, perusahaan perlu berinvestasi di perangkat yang mengutamakan fleksibilitas, konektivitas, dan keamanan tanpa meninggalkan performa.

 Pegawai sudah melihat ke depan; hampir setengah (46%) dari tenaga kerja masa kini melirik augmented atau virtual reality (AR/VR) untuk bekerja lebih baik di tempat kerja. Kemungkinan besar bisnis akan memanfaatkan AR/VR untuk berkolaborasi di berbagai proyek atau hadir di rapat dari tempat berbeda.

Machine learning atau pembelajaran mesin juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pegawai. Bayangkan bekerja di kantor di mana lampunya bisa diterangkan atau diredupkan sesuai dengan jadwal pegawai, dan voice assistant di ruang rapat dapat dimanfaatkan dalam diskusi dan mencatat, mengatur rapat selanjutnya, atau mengirim reminder.



Kini teknologi seperti memori  Intel® Optane™ sudah bisa beradaptasi pada pola kerja penggunanya dan mengidentifikasikan bagaimana memberikan performa yang lebih tinggi tanpa mengganggu kapasitas storage.

Ini menghasilkan aplikasi yang lebih cepat, misalnya saat menjalani berbagai deck presentasi tanpa crash, dan laptop yang lebih responsif untuk tugas sehari-hari, mengakselerasi produktivitas.

Untuk sekarang, mulai dari memahami ke mana arah perusahaan dan mewujudkan kebutuhan infrastrukturnya. Kemudian, cari mitra teknologi yang bisa menyediakan pelayanan end-to-end untuk membantu menavitasi kedua solusi dan pelayanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan bisnis.