ArenaLTE.com - Ada yang hilang di dalam Huawei Media Camp 2021, yang digelar di Raja Ampat, Papua Barat, akhir November lalu. Sektor smartphone nyaris tak disinggung sama sekali dalam materi presentasi oleh pucuk-pucuk pimpinan Huawei Indonesia. Padahal sebelumnya, sektor inilah yang jadi salah satu tonggak bisnis Huawei secara global. Ada apa?

Tak susah menjawabnya. Semenjak berada di bawah administrasi Donald Trump, Pemerintah AS mengeluarkan kebijakan melarang semua entitas bisnis asal Amerika, dan pemakai tenologi asal AS, dilarang keras berbisnis dengan Huawei. Kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan kecurigaan bahwa teknologi yang dimiliki Huawei mengancam keamanan nasional Negeri Paman Sam itu.

Kebijakan itu cukup memukul bisnis Huawei di sektor smartphone secara global. Seperti diungkapkan Ken Qi, Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia, bisnis smartphoe Huawei terus menukik. Dan pada 2022 depan, diperkirakan masih akan terus melorot. 

Meski menurut Ken, Huawei yakin suatu saat sektor smartphone akan naik kembali, namun jelas, untuk saat ini Huawei harus melakukan transformasi bisnis agar bisa tetap survive. Dan salah satu yang menjadi pilihan untuk dijadikan sektor andalan adalah Digital Power. 

Digital Power adalah unit bisnis baru Huawei. Dibentuk untuk merespon isu mendesak mengenai perubahan iklim dan tuntutan target netral karbon pada 2060. “Ini menjadi salah satu prioritas kami untuk Indonesia, yakni, menyediakan technology for green planet,” ungkap Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia. 

Andy Liu, CEO Digital Power Huawei Indonesia memaparkan, Huawei Digital Power mengintegrasikan teknologi digital dan energi terbarukan, serta menyediakan produk dan solusi yang ramah energi listrik terbarukan, seperti transportasi listrik, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang hijau, serta energi berbasis teknologi secara terintegrasi. 

Huawei Digital Power menghadirkan inovasi dan produk berteknologi canggih dalam pengembangan energi terbarukan, terutama solar PV sebagai bentuk kontribusi atas inisiatif global menuju energi ramah lingkungan untuk mewujudkan bebas emisi karbon. Digital Power juga akan meningkatkan investasi untuk riset dan pengembangan (R&D) serta operasi pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan, mengembangkan model operasi yang sesuai dengan karakteristik industri di sektor energi dan memperluas bisnis energi dengan cepat.

“Di area transmisi, Huawei memanfaatkan teknologi ICT untuk meningkatkan kemampuan grid menjadi smart grid. Sedangkan di area konsumsi, Huawei menyediakan komponen utama dalam kendaraan listrik dan untuk stasiun pengisian,” tutur Andy.  Selama evolusi energi terbarukan, ia menambahkan, teknologi digital tidak boleh dilewatkan, tetapi harus dirangkul dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mewujudkan bebas emisi karbon. “Inilah nilai unik yang dapat diberikan Huawei bagi industri ini,” Andy menegaskan. 
Huawei Digital Power memiliki sekitar 6.000 karyawan dan sekitar 60% diantaranya fokus terhadap R&D untuk melayani sepertiga populasi dunia di lebih dari 170 negara di dunia. Di sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan, Huawei terus sukses mempertahankan pangsa pasar global nomor satu untuk inverter dan solusi Solar PV.
Produk inventer Huawei sejauh ini sudah mengapalkan 175 GW ke seluruh dunia, dan berhasil merebut 23% pangsa pasar dunia, atau bercokol di posisi nomor satu dunia. Sementara modular UPS Huawei menguasai pangsa pasar Cina. DC-Pra-pabrikasi menjadi penguasa pasar global (nomor-1). Sektor Telco Energy juga berhasil menjadi penguasa pasar global, dengan market share 35.6%.