Sementara itu, studi oleh Boston Consulting Group, bekerjasama dengan Uber, mengungkapkan bahwa pengemudi di Jakarta rata-rata terjebak kemacetan selama 22 hari per tahun.
Transportasi umum menjadi jawaban untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan kota-kota di sekitarnya, mengingat Jakarta saat ini sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur untuk menciptakan transportasi yang lebih baik.
Selain infrastruktur, pemerintah juga harus memperhatikan sistem transportasi dengan fokus pada kualitas pelayanan yang diberikan pada penumpang.
Perusahaan kereta api milik pemerintah, PT Kereta Api Indonesia (KAI), adalah contoh sukses bagaimana menggunakan teknologi untuk menciptakan pengalaman transportasi yang lebih baik. PT KAI telah menerapkan sistem transformasi dan pengendalian digital sebagai bagian dari operasi Commuterline-nya, yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya.
PT KAI bekerjasama dengan bank yang memudahkan komuter menggunakan uang elektronik sebagai pengganti tiket kertas. Dengan hanya satu kartu, penumpang bisa menjelajahi berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. PT KAI juga meremajakan stasiun dengan infrastruktur yang lebih baik dan tempat parkir yang luas.
Efektivitas digitalisasi juga dirasakan untuk rute antar-kota karena PT KAI mengoperasikan loket tiket self-service dimana penumpang bisa mencetak tiket menggunakan kode barcode. Hal ini membantu mengurangi antrian panjang, meningkatkan efisiensi dan sistem pengendalian operasional perusahaan.
"Transformasi ini telah menciptakan sistem transportasi yang lebih baik dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi penumpang. Saat ini banyak penumpang kereta yang memarkir kendaraan pribadi mereka di stasiun lalu melanjutkan perjalanan dengan commuterline karena lebih cepat dan bebas macet," jelas Adios Purnama, Country Manager ALE (Alcatel-Lucent Enterprise) Indonesia.
"ALE dengan beragam solusinya siap menjawab tantangan ini dan membantu Indonesia membangun sistem transportasi yang lebih baik untuk mengurangi kemacetan lalu lintas", ungkapnya.
(dari kiri ke kanan) Adios Purnama, Country Manager Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia; Endro Rahardjo, Corporate Deputy Director Sistem Informasi PT Kereta Api Indonesia; Sigit Irfansyah, Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPTJ; Milatia Kusuma, Masyarakat Transportasi Indonesia; Andris Masengi, Country Manager Symantec Indonesia.
Implementasi dari transformasi teknologi ini membutuhkan sistem TI yang lebih baik untuk mendukung operasionalnya. Selain itu, Indonesia membutuhkan sistem digitalisasi dan pengendalian yang unik mengingat kondisi geografis yang beragam.
Dengan solusi transportasi ALE, operator bisa memberikan penumpang pengalaman terbaik, mengkoneksikan infrastruktur demi meningkatkan komunikasi, keamanan dan efisiensi, serta menghubungkan penumpang dan berbagai proses dengan aman, baik untuk kecepatan, kenyamanan, maupun keamanan termasuk untuk keamanan data.
Solusi WLAN Alcatel-Lucent OmniAccess® Stellar menjawab kebutuhan dan tantangan ini. Akses poin generasi-berikut dari solusi di atas memberikan konektivitas kelas enterprise, dengan kemudahan operasional dan pengelolaan - menciptakan paradigma baru dalam hal jaringan nirkabel yang efisien, aman, mudah dan terjangkau.
OmniSwitch 6865 Ethernet Access Switch dari ALE adalah solusi kelas industri, layer 3, Gigabit Ethernet switch, yang dirancang untuk beroperasi dengan andal di semua jenis lingkungan keras.
Perangkat ini bisa berjalan di kisaran suhu yang lebih luas (-40 sampai 75 °C), kondisi daya yang bervariasi (90 - 260 VAC dan 20 - 60 VDC), dan dapat menahan medan elektromagnetik, getaran tinggi, debu / kotoran dan kelembaban tinggi. Perangkat ini juga memiliki fitur yang ditingkatkan untuk keamanan tinggi, keandalan, kinerja dan kemudahan pengelolaan.