ArenaLTE.com - Menurut IDC, pada tahun 2020, diprediksikan bahwa hampir 80 persen belanja di departemen ICT di organisasi-organisasi maupun perusahaan akan dihabiskan untuk teknologi-teknologi platform ketiga pendukung transformasi digital perusahaan, seperti cloud dan mobility.
 
Transformasi digital perusahaan dengan transformasi data center dan cloud memang menjanjikan beragam keuntungan seperti meningkatnya ketangkasan bisnis dan tingkat responsivitas untuk berubah; penghematan biaya; hingga mendukung terwujudnya inovasi bisnis dengan lebih cepat.
 
Tren ini tampaknya juga akan menyentuh hingga berbagai sektor industri, ditambah lagi saat ini pemerintah di negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand tengah berupaya mendorong pembangunan smartcity.
 
Rancangan cetakbiru pembangunan kota cerdas tentu akan membutuhkan pemanfaatan seluruh jaringan dan data dengan maksimal, dalam rangka mendukung terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih baik.
 
Meskipun demikian, perjalanan yang perlu ditempuh oleh organisasi perusahaan maupun lembaga pemerintahan menuju transformasi digital perusahaan tidaklah mudah. Berikut ini beberapa tantangan berat yang dihadapi proses transformasi digital perusahaan :

VMware_transformasi_digital_perusahaan

Risiko siber

Risiko akan serangan siber kini makin intensif mendera perusahaan. Meskipun belanja keamanan ditingkatkan, di sisi lain, upaya-upaya pembobolan data juga masih berlangsung dan bahkan cenderung meningkat.
 
Faktor internal dan perilaku pengguna disinyalir menjadi penyebab tingginya risiko keamanan siber tersebut, ada lebih dari 1 dari 3 karyawan ditengarai menggunakan perangkat personal tak berizin atau tidak diketahui oleh pengelola IT untuk mendukung mereka bekerja.
 
Dan ini menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko perusahaan terpapar oleh upaya-upaya kejahatan siber, seperti pembobolan data, serangan siber berbahaya, serta upaya-upaya peretasan.

Pengalaman end-user yang kompleks

Karyawan banyak dihadapkan pada pengalaman antarmuka dan pengalaman di tingkat end-user nan kompleks bagi mereka, lantaran begitu terfragmentasinya mobilitas di lingkungan enterprise, dan hal ini memiliki dampak yang cukup serius pada tingkat produktivitas di lingkungan kerja mereka.
 
Menurut laporan VMware Digital Workspace Study, mayoritas karyawan (79 persen) menuturkan mengalami kesulitan tatkala menggunakan aplikasi kerja, dan kendala yang sering mereka hadapi adalah terkait pengalaman antarmuka yang selalu berbeda-beda dan aplikasi tidak tersinkronkan dengan baik di seluruh perangkat yang mereka gunakan untuk bekerja.

Mengelola hybrid IT

Kalangan pemimpin bisnis dan IT perusahaan saat ini tengah mencari solusi bagaimana menciptakan perpaduan yang sempurna antara private cloud dengan public cloud yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka, tanpa mengkompromikan performa, biaya, kelaikan, serta privasi.
 
Dalam studi VMware State of Cloud 2016 disebutkan, bahwa desentralisasi IT dan keleluasaan dalam mengadopsi layanan public cloud saat ini berdampak pada meningkatnya agilitas dan fleksibilitas IT dalam mendukung inovasi dan tingkat responsivitas IT yang tinggi yang mendukung kebutuhan-kebutuhan pasar.