ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - TNS, perusahaan konsultan riset global, kemarin (19/11/2015) merilis hasil penelitiannya terhadap 60.500 pengguna internet di seluruh dunia. Uniknya, paparan dari penelitian ini menunjukkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan 2,5 jam satu hari untuk bermain ponsel dibandingkan berinteraksi dengan sesama manusia. Hal tersebut setara dengan 17,5 jam setiap minggunya – waktu produktif atau 38 hari dalam setahun.

Keadaan yang kontradiktif dengan belahan dunia lainnya, terdapat sedikit perbedaan antara generasi pengguna ponsel di Indonesia, dimana kelompok usia 46 – 65 tahun menggunakan ponsel hampir sebanyak dengan kelompok milenial muda usia 16 – 30 tahun.

Segmen milenial di Indonesia adalah yang paling terhubung, dengan durasi penggunaan ponsel 2,5 jam setiap harinya. Mereka membagi waktu antara browsing sosial media sebesar 56%, menonton video 36% dan belanja online 8%.
Baca juga: Blogger Indonesia Harus Memiliki Kredibilitas Tinggi Sebagai Penyampai Pesan

Brands berusaha memahami bagaimana mereka dapat menjangkau audiens tersebut menggunakan saluran baru ini. Namun perlu diingat gambaran yang lebih besar yaitu, Milenial juga menghabiskan waktu selama 2,5 jam setiap hari dengan media tradisional seperti menonton TV dan mendengarkan radio. Bagi konsumen online yang lebih tua, mereka masih menggemari media tradisional, kelompok usia 46 – 65 tahun di Indonesia menghabiskan 3,1 jam setiap harinya untuk menonton TV.

Pasar barat, terutama Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Perancis semakin sering berhadapan dengan “kesenjangan digital”, dimana generasi Milenial-nya lebih memilih ponsel, sementara generasi yang lebih tua masih menyukai TV, radio dan koran.

Namun di Indonesia, semua generasi mulai merambah saluran baru ini pada tingkat yang sama (tapi lebih lambat), termasuk generasi tua. Mereka yang online di usia 45 – 65 tahun mulai menggunakan media sosial, dimana 1 dari 3 orang (29%) menggunakan Facebook setiap hari. Dapat diartikan bahwa bisnis harus memberikan pendekatan seimbang, menciptakan kampanye yang dapat berjalan beriringan baik secara digital maupun tradisional guna menghibur semua generasi.

Suresh Subramanian, Managing Director TNS Indonesia, mengatakan, “Indonesia adalah negara besar dengan banyak nuansa lokal, serta perilaku dan kebiasaan yang dapat digali para pemasar. Temuan baru dari Connected Life menyoroti bagaimana media tradisional masih berpengaruh untuk menggapai konsumen terhubung - terutama anak muda milenia; yang sebelumnya dianggap oleh brands hanya dapat digapai melalui sarana digital dan bukan yang tradisional.”

Sementara itu Joseph Webb, Global Direktur Connected Life mengatakan berbagai merek berlomba–lomba memenuhi keinginan konsumen dan tetap up-to-date memperbaharui platform. "Mereka harus mengatasi dua tantangan. Pertama, mereka perlu fokus pada content-driven dan konten viral berkesinambungan yang dapat mengena pada kelompok pengguna tersebut. Kedua mereka harus memilih untuk menggunakan platform digital. Merek tidak harus jatuh ke dalam perangkap dengan asumsi bahwa konsumen yang lebih muda berorientasi pada digital dan konsumen yang lebih tua dapat dengan mudah ditargetkan hanya melalui media tradisional. Pola dari pergeseran perilaku kelompok ini sangatlah penting guna pendekatan gabungan untuk kampanye pemasaran.”

Connected Life adalah studi global terkemuka mengenai sikap dan perilaku dari 60.500 pengguna internet di 50 negara, mempelajari tentang bagaimana teknologi mentransformasi kehidupan konsumennya di seluruh dunia. Memberikan wawasan penting bagi dampak ekosistem digital yang tumbuh di media .






























Sarana   Baby boomers (46 -65) Gen X (31-45) Milenial (16-30)
Waktu yang dihabiskan setiap hari (jam)
Ponsel 2.6 2.3 2.5
Konsumsi Media-      TV-      Radio

-      Koran & Majalah

-      Menonton video dan TV online
3.00.0

0.1

 

1.2
2.40.1

0.1

 

1.2
2.40.1

0.1

 

1.4
Penggunaan sosial media 1.2 1.2 2.1