ArenaLTE.com - Menurut Dimension Data, ada sekitar 64% dari para eksekutif Bank di kawasan Asia Pasifik sadar akan gencarnya serangan siber, tetapi mereka tidak memiliki persiapan yang cukup untuk menangkal serangan siber tersebut.
 
Berdasarkan Global Threat Intelligence Report (GTIR) 2017 yang dikeluarkan oleh NTT Security, ancaman siber di industri jasa keuangan dan perbankan mengalami peningkatan yang cukup signifikan setahun belakangan ini.
 
Data riset terbaru juga mengungkap bahwa serangan siber di sektor keuangan meningkat secara pesat dari hanya 3% di tahun 2015 menjadi 14% dari semua ancaman yang ada di 2016.
 
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Security Incident Response Team on Internet Infrastructure Indonesia (ID-SIRTII), ancaman siber di semua sektor meningkat setiap tahunnya lebih dari 90 juta ancaman di pertengahan tahun 2016 lalu.
 
Dalam sebuah seminar keamanan Siber yang diselenggarakan oleh Dimension Data, di Hotel Shangri-La, Jakarta (9/5/2017) Neville Burdan, General Manager, Security Solutions, Dimension Data Asia Pasifik mengungkapkan bahwa ancaman siber akan terus terjadi di industri jasa keuangan.
 
Karena organisasi ini memiliki aset digital yang besar dan data pelanggan yang sensitif yang dapat digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk mendapatkan keuntungan dari informasi pribadi nasabah dan data kartu kredit.
 
Ransomware menjadi salah satu bentuk serangan siber yang akan terus mendominasi di sepanjang tahun 2017. Dari data yang dikeluarkan GTIR 2017, 77% serangan ransomware tersebar dibidang  layanan bisnis & profesional (28%), pemerintahan (19%), kesehatan (15%) dan ritel (15%).


 
Ransomware, seperti yang kita ketahui adalah malware yang didesain untuk menyandera data atau perangkat kita. Dan ini menjadi catatan penting untuk berbagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan perbankan, karena perubahan kebiasaan konsumen ke arah digital.
 
Grup NTT sebagai induk perusahaan Dimension Data memiliki lebih dari 40% kabel internet bawah laut memungkinkan NTT Group di periode 01 Oktober 2015 – 30 September 2016 merekam 3,5 trilyun log yang dianalisa dan 6,2 milyar serangan dengan Honeypot dan Sandbox di 100 negara melalui hampir 10 ribu Klien di seluruh dunia termasuk 10 Pusat Operasi Keamanan (Security Operations Centre).
 
Dengan kelengkapan ini, Grup NTT mampu melihat potensi serangan siber ke perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra Grup NTT secara global. Dimension Data serta anak perusahaan NTT lainnya melakukan pemeriksaan atas keamanan siber di setiap negara.


 
Hendra Lesmana, Country Director, PT Dimension Data Indonesia juga menjelaskan jika ancaman siber di Indonesia mengarah ke perusahaan keuangan dan perbankan, bahkan termasuk retail e-commerce.
 
“Dengan peningkatan ancaman siber yang semakin tinggi, kami memiliki komitmen untuk bersama-sama membenahi infrastruktur teknologi informasi, khususnya di keamanan siber yang semakin hari semakin diperlukan bagi terjadinya transformasi digital di dunia keuangan dan perbankan Indonesia,” lanjut Hendra.
 
Dimension Data memberikan solusi terhadap permasalahan dan tantangan-tantangan yang dihadapi industri jasa keuangan dan perbankan terutama pada serangan-serangan siber yang semakin meningkat dan canggih bentuknya dalam beberapa tahun belakangan ini.