Melalui ShopBack Shop Fest, mereka ingin mengedukasi konsumen Indonesia dengan beragam latar belakang agar lebih cerdas, terutama dalam momen Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tanggal 12 Desember. Dengan belanja cerdas, memungkinkan konsumen untuk mendapatkan penghematan yang signifikan melalui cashback tambahan hingga 99% dari ShopBack ketika berbelanja di ratusan e-commerce melalui platform ShopBack.
Untuk menyukseskan ShopBack Shop Fest yang bertema revolusi budaya berbelanja baru yang lebih cerdas, lebih hemat dan tidak lagi impulsif, ShopBack berkolaborasi dengan Bank Mandiri, perusahaan label rekaman Sony Music Entertainments Indonesia, Warner Music Indonesia, dan Trinity Optima Production, serta sejumlah figur terkemuka dari dunia fashion dan kecantikan.
Mereka ini akan berperan sebagai advisor sekaligus kurator untuk membantu menginspirasi, mendorong dan memberdayakan konsumen agar dapat berbelanja cermat, hemat dan pada akhirnya menjadi konsumen cerdas. Bersama dengan para mitra tersebut, ShopBack menghadirkan tiga perhelatan istimewa yaitu Mandiri Shop Fest, Fashion Shop Fest dan Music Shop Fest.
Baca juga:
* Harbolnas 2016 Siap Digelar, Pelaku E-Commerce Tanah Air Diminta Mendaftar
* Asosiasi E-Commerce Indonesia Minta Pihak Penyelenggara Harbolnas Terbuka Soal Nilai Transaksi
Menurut Indra Yonathan, Country Manager ShopBack Indonesia daya tarik utama industri e-commerce di mata sebagian besar konsumen Indonesia (77,1%) adalah karena gencarnya promosi menarik serta besarnya diskon yang ditawarkan.
Tentu saja hal tersebut akan memberikan keuntungan lebih bagi konsumen. Namun, jika tidak disikapi dengan bijak dan cerdas, konsumen bisa terjebak ke dalam budaya belanja impulsif yang tentu saja berpotensi untuk mengganggu tercukupinya kebutuhan yang lain.
Survei yang dilakukan Shopback menunjukkan bahwa mayoritas pembelanja online adalah kaum muda di kisaran 19 hingga 35 tahun (76%) yang rata-rata masih memiliki banyak kebutuhan di tengah situasi finansial yang masih terbatas. Bahkan, 44% dari konsumen utama tersebut dalam sebuah survei perbankan mengaku mengalami defisit keuangan setiap bulannya akibat tak pandai dalam menentukan skala prioritas. "Sehingga perilaku berbelanja cerdas dan hemat menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai budaya baru,” pungkas Indra.