ArenaLTE.com - Awal tahun ini Samsung harus menerima kabar pahit. Mahkamah Agung Korea, memerintahkan Lee Jae-yong –yang lebih dikenal sebagai Jay Lee—kembali masuk penjara. Jay Lee adalah utra mahkota kerajaan bisnis Samsung, dan pimpinan Samsung Group de facto saat ini –setelah sang ayah Lee Kun-hee meninggal pada Oktober tahun lalu.
 
Jay Lee sebenarnya sempat menghirup udara bebas, setelah setahun mendekam di penjara. Pada 2017 lalu, Pengadilan Tinggi Seoul menghukum Jay Lee dengan 5 tahun penjara, karena terbukti bersalah pada kasus suap yang melibatkan mantan presiden Korea Selatan, Park Geun-hye.
 
Ketika itu, Lee ketahuan menghadiahkan sejumlah kuda dan uang kepada Park, melalui perantara seorang konco mantan presiden itu. Biar mendapat dukungan dari sang Presiden untuk mendukung dirinya dalam suksesi di konglomerasi terbesar Korea tersebut. Pada kasus tersebut, Park dihukum 20 tahun penjara –yang merupakan kombinasi dari kejahatan-kejahatan lainnya. Sementara Lee, dijatuhi hukuman 5 tahun penjara.
 
Pada February 2018, baru menjalani hukuman sekitar setahun, Lee mendapat keringanan dan remisi. Yang membuatnya melenggang bebas. Tapi, itu bukanlah akhir dari drama panjang kasus suap itu. Pada 2019, Mahkamah Agung Korsel memerintahkan kasus Lee dibuka lagi, dan proses peradilan kembali digelar.
 
Di persidangan, pada kesempatan terakhir melakukan pembelaan, Lee menyampaikan permohonan maafnya, serta janji tak akan mengulangi lagi perbuatan tercela itu. Sekaligus berjanji, tak akan mewariskan tahta perusahaan kepada anaknya. Lee juga dengan panjang lebar memaparkan peran penting Samsung bagi perekonomian Korsel.
 
Tak bisa dipungkiri, Samsung memang menjadi bagian penting bagi perekonomian Korea Selatan. Mandeknya Samsung, bisa berakibat buruk bagi Korsel. Penahanan Lee, bisa membuat perusahaan elektronik raksasa itu terseok.
 
Dan itu sudah kelihatan. Penahanan Lee menyebabkan saham Samsung langsung rontok. Kegiatan operasi sehari-hari Samsung memang ditangani para manajer professional, namun keputusan penting dan strategis, termasuk urusan investasi dan kerjasama jangka panjang, tetap membutuhkan kehadiran Jay Lee –sebagai pimpinan De Facto.
 
Apalagi, Samsung tengah mempertaruhkan bisnis masa depannya, dengan berinvestasi US$116 miliar pada bisnis next-generation chip. Termasuk pabrikasi silicon untuk kebutuhan di luar Samsung. Upaya yang dilakukan untuk mempersempit jarak dengan penguasa industry silicon Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).
 
Namun sepertinya Mahkamah Agung bergeming dengan pembelaan Lee. Sang Pangeran Mahkota itu tetap harus menjalani sisa hukuman penjaranya selama 30 bulan. Keputusan yang disebut manajemen Samsung sebagai “sangat disesalkan”.
 
Shin Se-don, seorang professor ekonomi di  Sookmyung Women’s University, Korea, menyebut penahanan Lee terlalu berlebihan. Shin juga memperingatkan bahwa, penahanan itu akan menimbulkan reaksi negative bagi pemerintah, mengingat peran penting Samsung bagi Korea Selatan.
 
“Bagaimanapun, Lee tetap bisa mengelola perusahaan dari balik jeruji. Namun tetap saja ada dampak buruk yang bisa menyebabkan kemunduran. Jangan lupa, Samsung adalah tulang punggung bagi perekonomian (kita) dan orang-orang akan marah bila ada dampak buruk dari penahanan tersebut,” demikian kata Shin, seperti dikutip Blommberg.