ArenaLTE.com - Perluasan internet masih menjadi fokus perusahaan internet asal Amerika, Google. Melalui proyek terbarunya yang dikenalkan dengan nama Skybender, perusahaan mengungkapkan akan memberikan akses internet untuk daerah terpencil dengan kecepatan 40 kali lebih cepat dari teknologi 4G yang saat ini ada.

Berbeda dari teknologi sebelumnya, seperti Project Loon yang menggunakan balon udara untuk memberikan akses internet. Kali ini, Skybender diklaim akan menggunakan teknologi pesawat tanpa awak yang dapat dikendalikan dengan remote atau lebih dikenal dengan nama drone.

Dalam laporan yang dituliskan The Guardian mengungkapkan bahwa saat ini Google tengah serius dalam menggarap proyek baru. Proyek yang diketahui bernama Skybender tersebut, diklaim akan menghadirkan akses internet super cepat untuk daerah terpencil.

Kecepatan akses yang diperoleh dari proyek Skybender ini, diklaim pihak perusahaan bisa mencapai 40 kali lebih cepat dibandingkan dengan akses kecepatan 4G yang ada saat ini. Bahkan, dalam pengujian sementara yang dilakukan oleh Google, kecepatan akses yang didapat bisa mencapai 3,6Gbps.

Proyek Skybender juga diketahui dari bukti adanya penyewaan tempat yang dilakukan oleh Google. Perusahaan internet raksasa asal Amerika ini,  dikabarkan telah menyewa lahan seluas 15 ribu kaki persegi dalam pengujian proyek tersebut. Lahan itu sendiri merupakan pelabuhan untuk pesawat luar angkasa Amerika yang terletak di wilayah New Meksiko.

Jacques Rudell, Profesor Teknik Eketron Universitas Washington, mengungkapkan bahwa penggunaan gelombang dari pemancar milimeter yang ada pada Skybender, sudah cukup tepat. Gelombang transmisi radio milimeter yang digunakan dalam pancarannya saat ini, diklaim sudah sesuai karena spektrum yang digunakan untuk ponsel sudah padat.

“Namun sayangnya, teknologi ini memiliki kelemahan yang cukup penting karena jangkauan sinyalnya lebih pendek dari sinyal telefon biasa,” jelas Jacques Rudell.

Belum jelas perihal teknologi dan proyek yang sedang dikerjakan Google ini, namun banyak spekulasi mengungkapkan bahwa hal tersebut dimungkinkan berjalan dalam kondisi darurat. Drone baru akan diterbangkan ke area tertentu untuk menyediakan akses komunikasi, bahkan bisa juga digunakan sebagai pemancar sinyal mata-mata.