ArenaLTE.com - ArenaLTE.com -  Terjadi pergeseran perilaku konsumen di mana untuk pembelian ponsel secara offline, sekarang lebih banyak di toko-toko ponsel di pinggir jalan dibanding mall. Hal ini diungkapkan oleh Julius Darwanto, Direktur PT Sukses Indonesia Maju, sebagai pemilik gerai market street Top Ponsel.

Julius Darwanto mengatakan bahwa pihakya membuat strategi baru dengan menggelar gerai market street yang membidik permukiman padat. Strategi ini dipandang jitu karena langsung membidik segmen pasar dan tepat sasaran. Sekaligus langkah cepat untuk mendongkrak penjualan terutama menjaring konsumen menengah ke bawah. Karena di beberapa kawasan pinggiran Jakarta, banyak berdiri toko-toko ponsel.

[caption id="attachment_28168" align="aligncenter" width="640"]FOTO ADVAN Peluncuran gerai market street di Tangerang[/caption]

“Kami jemput bola ke konsumen di permukiman padat penduduk dengan konsep gerai market street. Faktanya, konsep ini menyumbang penjualan tiga kali lipat lebih banyak daripada yang di mal,” ungkap Julius di sela-sela pembukaan gerai Top Ponsel yang ketiga di Ruko Villa Bandara, Blok 05, Nomor 31c, Dadap, Tangerang.

Di gerai tersebut, Advan menjadi sponsor utama dengan menjadikannya sebagai Advan Experience Shop. Gerai market street dengan konsep one stop shopping ini memberi kenyamanan dan beragam pilihan smartphone dari berbagai merek.

Menurut Julius, dulu memang eranya gencar buka gerai di mal, tapi sekarang sudah berubah. Konsumen lebih banyak yang datang ke toko-toko ponsel on the street karena merasa lebih dekat. Kelebihan gerai di pinggir jalan adalah lokasi yang lebih dekat dengan permukiman. Dengan begitu, calon konsumen tak perlu susah payah mencari gadget yang diinginkan.

“Pasar yang kami bidik adalah di pinggir Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor. Konsepnya gerai market street dengan tingkat kenyamanan seperti di mall. Konsep jemput bola di daerah padat bisa diterima masyarakat. Terlihat dari angka penjualan harian sekitar seratusan unit smartphone bisa terjual,” ujar Julius.

Selain tepat sasaran, menurut Julius dari sisi biaya juga relatif murah. Sewa tempat di pinggir jalan misalnya, cuma sekitar Rp 100 – Rp 200 juta per tahun. Dengan begitu, balik modal bisa lebih cepat.

Dengan konsep gerai Market Street, Top Ponsel optimis bisa merealisasikan target sebanyak 50 gerai di penghujung tahun 2017. “Kami targetkan 10 gerai sampai akhir tabhun 2016 dan 50 gerai di penghujung 201,” ungkap Julius.

Yulius Darwanto menyadari bahwa banyak toko dengan memiliki konsep serupa. Namun demikian, Top Ponsel diklaim menawarkan sejumlah kelebihan. “Yang pertama kualitas produk. Yang kedua, di mana orang lain tidak terpikirkan adalah pelayanan. Itu yang sedang kita geber benar-benar, kita harus punya nilai tambah yang jauh poinnya di atas yang lain untuk pelayanan. Baik pelayanan saat mereka membeli ataupun pelayanan after sales-nya. Jadi kalau ada yang mau complain atau service kita juga bantu (dengan menjadi collect point),” kata Yulius.

Sementara itu Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto mengatakan pihaknya sebagai partner terus mendukung penetrasi pasar yang dilakukan Top Ponsel. Salah satunya dukungan yang diberikan Advan adalah dengan menyediakan beragam pilihan smartphone maupun tablet Advan lebih komplet. Harga yang ditawarkan pun relatif stabil.

Lebih lanjut Tjandra mengatakan, konsep gerai market street yang dikembangkan Top Ponsel cukup menarik dengan kondisi pasar saat ini. Meski menawarkan produk dari banyak brand, sebagai sponsor utama, produk Advan menjadi yang paling lengkap tersaji. Dari sisi layanan, Tjandra juga mengatakan bahwa layanan Advan juga prima. “Mereka (konsumen) mau minta apa, instalasi, aksesoris, service semua kita layani,” pungkasnya.