ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Perkembangan teknologi jaringan untuk mengakses internet bisa dibilang sudah meningkat signifikan. Pun demikian, hal tersebut belum diimbangi dengan pengaplikasiannya pada sistem digital. Oracle Indonesia mengungkapkan, banyak perusahaan di Tanah Air belum mengaplikasikan bisnisnya pada platform digital yang menjadi bagian dari teknologi cloud. Padahal ada banyak manfaat besar dari adopsi digital cloud tersebut.
“Cloud memang masih terlihat baru di sini, banyak perusahaan yang masih memperhitungkan atau melihat terlebih dahulu strateginya seperti apa. Jadi masih dalam tahap pembandingan, karena pilihannya banyak dalam platform digital ini,” jelas Erwin Sukiato, Country Managing Director Oracle Indonesia, di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Namun menurutnya, perkembangan teknologi cloud yang akan menuju pada pengaplikasian platform digital akan menjadi tren di masa mendatang. Banyak perusahaan yang akhirnya akan melakukan transformasi tersebut, karena melihat dari banyaknya manfaat yang didapatkan dalam pengadopsian cloud terhadap bisnisnya.
Dalam bincang santai yang dilakukan Erwin Sukianto, disela ceritanya yang baru menjabat sebagai petinggi Oracle Indonesia selama tiga bulan ini. Menuturkan bahwa teknologi cloud lebih mengedepankan efisiensi, bukan nilai investasi yang dilakukan perusahaan.
Menurut perusahaan, platform bisnis digital dapat membuka ruang untuk berkembang dan menerapkan produk layanan dan pengalaman dengan cepat. Sehingga memungkinkan mengalirnya ide-ide baru untuk memperkuat bisnis. Platform ini juga dianggap sebagai bagian dari faktor peningkatan nilai dari pelanggan, yang memasukkan faktor aplikasi, layanan, dan pengalaman dalam penilaiannya.
Namun sayangnya, perusahaan tidak menjelaskan solusi perihal nilai investasi yang bisa dijadikan perusahaan, terutama di skala kecil menengah sebagai tolak ukurnya. Menurut perusahaan hal tersebut bukan tergantung dari besarnya nilai atau harga, tetapi dari berapa banyak layanan yang dipakai.
“Mungkin bukan lebih kepada murah, namun hal ini bisa merujuk pada segmentasi penggunaan layanan yang dipakai perusahaan. Saat ini, memang bukan pada besarnya perusahaan karena perhitungan ini adalah dari banyaknya layanan yang digunakan, jika banyak ya bayar banyak dan jika sedikit tentunya akan bayar lebih sedikit,” jelas Erwin.