ArenaLTE.com - Sepuluh tahun terakhir ini, tak ada ceritanya penjualan smartphone Huawei menurun. Selalu success story yang terdengar. Tapi yang mengejutkan, tahun ini Huawei justru memproyeksikan adanya penurunan pengapalan smartphone sebesar 20%. Hal itu tercantum dalam memo internal Huawei yang dibagikan kepada para manager di Divisi Consumer Electronics, seperti dikutip laman Gizchina.
 
Kalaupun Huawei agak pesimis pada proyeksi pengapalan smartphone-nya, sebenarnya bisa dimaklumi. Sejumlah faktor memang menghadang Huawei untuk menggenjot penjualan lini produk smartphone mereka. Yang pertama adalah faktor wabah virus corona yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wabah ini mengganggu proses produksi dan pemasaran, serta menekan angka penjualan –faktor virus corona juga dialami pabrikan lain.
 
Faktor berikutnya adalah pelarangan bagi perusahaan AS berbisnis dengan Huawei. Ini termasuk melarang Google menyuplai produk dan layanan untuk Huawei. Pelarangan itu juga berdampak besar pada Huawei, karena dengan begitu, Huawei tak bisa lagi menggunakan layanan Google pada lini produk smartphonenya. Termasuk menggunakan Google Search, Play Store, Gmail, GMaps, dan sebagainya.
 
Ketidak-hadiran layanan Google (Google Mobile Service/GMS) pada smartphone terbaru Huawei, sudah kelihatan efeknya di pasar Eropa. Di kawasan itu, dilaporkan penjualan produk ponsel Huawei melemah. Juga pelemahan terasa di sejumlah negara lainnya. Karenanya, bisa dipahami kalau Huawei memproyeksikan pengapalan smartphone tahun 2020 ini bakal turun 20%.
 
Sebenarnya Huawei sudah mengantisipasi kondisi tersebut. Huawei sudah menyiapkan sistem operasi sendiri sebagai pengganti android. Juga sudah mengembangkan layanan Huawei (Huawei Mobile Service/HMS), yang beberapa di antaranya sudah mulai diuji coba dan diperkenalkan kepada pengguna. Seperti, Huawei Search sebagai pengganti Google Search, AppGallery sebagai pengganti Play Store, dan lain-lain.
 
Tapi memang, mengembangkan ekosistem sendiri sebagai pengganti ekosistem Google bukan perkara gampang pula. Termasuk, mengupayakan agar para developer aplikasi mau bekerja sama dan mengisi Huawei AppGallery. Untuk hal terakhir ini, Huawei bahkan mengiming-imingi para developer dengan skema bagi hasil yang sangat menguntungkan pihak developer.
 
Sembari pelan-pelan membangun ekosistemnya sendiri, Huawei juga berharap, Pemerintah AS mengendurkan tekanannya dan mencabut larangan berbisnis tadi. Bahkan Google sendiri dikabarkan sudah mendekati pemerintah AS, dn mengajukan permohonan agar diberi pengecualian untuk bisa berbisnis dengan Huawei. Soal ini sudah ada contoh, Microsoft sudah diberi pengecualian itu.