ArenaLTE.com - Sebenarnya, sah-sah saja jika seorang sudha mulai ketergantungan dengan perangkat mobile, terlebih untuk sekedar melakukan transaksi pembelian atau hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan. Namun sayangan, sikap tersebut tidak diimbangi dengan kepedulian terhadap keamanan perangkat digital yang bisa memberikan dampak buruk.
Kaspersky Cybersecurity Index didasarkan pada hasil survei online pengguna internet di seluruh dunia, yang dilakukan dua kali setahun oleh Kaspersky Lab. Pada H1 2017, survei dilakukan kepada 21.081 pengguna dari 32 negara, berusia 16 atau lebih. Menemukan bahwa pengguna modern semakin jarang menggunakan komputer untuk aktivitas online mereka, tetapi lebih memilih untuk menggunakan perangkat mobile.
Sebagai contoh e-mail, dimana 78% pengguna mengakses akun e-mail mereka dari komputer, jumlah tersebut jelas berkurang dari enam bulan sebelumnya yang masih mencapai 87%. 67% melakukannya dari perangkat mobile mereka mengalami peningkatan yang tadinya 59% di paruh kedua tahun 2016. Jumlah pengguna yang menggunakan perangkat mobile mereka untuk belanja online telah meningkat menjadi 50% dari 41% dibandingkan enam bulan sebelumnya, sementara pengguna belanja online dari komputer mengalami penurunan dari 80% menjadi 75%. Kecenderungan ini diamati di sebagian besar jenis aktivitas online yang dipantau di Indeks.
Pada saat bersamaan, jumlah pengguna yang dilindungi juga menunjukkan penurunan. Pada akhir 2016, hanya 39% responden yang tidak melindungi semua perangkat mereka, kini ada 41% pengguna yang mengaku tidak memiliki perlindungan sama sekali.
Hal ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa pengguna semakin sering menggunakan perangkat mobile mereka, yang seringnya tidak memiliki perlindungan apabila dibandingkan dengan komputer mereka. Ini adalah tren yang berbahaya: pengguna menghadapi risiko saat menggunakan perangkat mobile, dan semakin sering mereka menggunakannya untuk aktivitas online, semakin tinggi risikonya.
Padahal dalam database Kaspersky Lab telah mendaftarkan lebih dari 20 juta objek berbahaya yang menargetkan perangkat Android. Saat ini pengguna Android menghadapi program ransomware yang dapat mengenkripsi data pengguna di telepon mereka sebagai imbalan atas tebusan; malware yang bertujuan mencuri uang dari aplikasi mobile banking; dan halaman web phishing yang dirancang untuk mendapatkan akses terlarang ke akun pengguna, misalnya di jejaring sosial.
Akibatnya, selama periode waktu analisis, setiap empat (27%) responden melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban kejahatan dunia maya, di beberapa jenis perangkat digital. Meskipun jumlah rata-rata pengguna yang terpengaruh tersebut telah menurun selama 6 bulan pertama tahun ini, penurunan ini hanya terjadi kepada responden yang memiliki solusi keamanan terpasang di perangkat mereka.
Pengguna lansia (berusia 55 atau lebih) mendapati diri mereka berisiko lebih tinggi pada H1 2017. Sementara di H2 2016 hanya 12% pengguna di usia tersebut yang melaporkan bahwa mereka menghadapi ancaman online, pada H1 telah ada 19% pengguna yang melaporkan bahwa mereka berhadapan dengan beberapa jenis malware.
"Terlepas dari usia dan pekerjaan pengguna, fokus kehidupan digital mereka semakin beralih ke perangkat mobile - pengguna mempercayakan rahasia, file, informasi rahasia, uang dan banyak hal lainnya ke dalam perangkat mobile milik mereka. Namun, penjahat dunia maya tidak tinggal diam dan merubah taktik mereka untuk semakin sering melakukan penyerangan ke platform mobile. Oleh karena itu sangat penting bahwa smartphone dan tablet modern terlindungi seperti komputer. Selain melindungi perangkat mobile kita sendiri, orang perlu saling menjaga dan membantu teman dan anggota keluarga untuk mempraktekkan penggunaan internet yang aman untuk mengurangi risiko yang akan mereka hadapi," ungkap Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.