ArenaLTE.com - Internet Service Provider atau ISP yang berbasis kabel mengakui bahwa biaya infrastruktur lebih mahal, karena hal ini dipengaruhi oleh banyak tuntutan lainnya. Menurut ISP HTSnet yang telah berdiri sejak 2010 lalu, menuturkan bahwa biaya tinggi yang harus ditanggung ISP bukan hanya soal infrastruktur melainkan juga soal proses perizinan. Perusahaan berharap bahwa ada campur tangan Pemerintah untuk soal ini.

Harijanto Pribadi, Direktur PT Hawk Teknologi Solusi (HTS), mengaku bahwa kalau berbicara mengenai infrastruktur internet, terutama untuk di luar Jakarta itu memang mahal, biayanya tinggi. Terutama untuk di daerah, karena kabel adanya di pesisir biaya narik kabelnya untuk masuk ke daerahnya tinggi. Namun hal ini juga tidak berbeda jauh dengan di Ibukota, Jakarta.

Dalam pertemuan jumpa pers di Jakarta, Harijanto Pribadi, menuturkan,”Selain biaya infrastruktur ada biaya lain yang perlu ditanggung, salah satunya adalah perizinan. ISP berharap Pemerintah mendukung dalam bentuk regulasi, walau sebenarnya saat ini memang relatif berjalan dengan baik. Seperti diketahui, untuk ISP yang sulit adalah soal perizinan dan kita saat ini menghadapi tuan tanah,” tukasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa seperti contoh ketika ISP mau masuk ke salah satu wilayah, seperti wilayah SCBD, tak ada yang bisa masuk kecuali lewat artatel karena ini sudah kawasannya. “Kalau kita memaksa masuk kawasan dan cari pelanggan disitu, kita kena chargingnya mahal sekali. Jadi  kaya di umn, kita harus bayar ke tiga penguasa kaya Sumarecon, paramount sama Jabar apa gitu. Untuk gelar kabel kita harus dapat izin mereka dulu,” tambahnya.

Selain itu juga, untuk pemasangan di gedung yang menurutnya memang mereka majakin para ISP. Kalau masuk gedung ini bayar sekian, jadi sudah dibisnisin sama pemilik gedung. Kadang juga ada yang sudah dieksekutif sama mereka, meski pasti harganya juga beda. “Jadi kita berharap ada campur tangan Pemerintah untuk memuluskan soal perizinan ini, sebagai usaha juga untuk menyehatkan industri,” harapnya.

Meski demikian HTSnet kala ini berharap bahwa target 1.000 pengguna disela persaingan yang sengit seperti sekarang ini bisa terrealisir. Hal ini untuk menambah jumlah penggunanya yang diakui sudah mencapai 4.000 lebih pengguna, yang terdiri dari pengguna rumahan dan SOHO.

Agar target tersebut tercapai, perusahaan kini menggelar program layanan TurboFiber. Dimana layanan ini menawarkan tiga paket layanan untuk Turbo Fiber, yaitu Turbo Fiber 50, Turbo Fiber 100, dan Turbo Fiber 200 yang dapat mengakomodasi kebutuhan network dalam pengelolaan bisnis pelanggan dengan bandwidth sampai dengan 200 Mbps.