Selain dianggap praktis, aman, cepat, dan menawarkan banyak keuntungan; transaksi e-wallet juga dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan kala pandemi COVID 19 masih belum usai.
Untuk mengetahui trend perilaku ini, Snapcart telah melakukan survei online selama 3 bulan (Juni, Juli, dan Agustus), yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, dengan responden dipilih 1.000 orang.
Menurut Astrid Williandry, Direktur Snapcart Indonesia menyatakan “Sebagai salah satu pemain di tengah sederet penyedia fitur layanan keuangan elektronik, ShopeePay saat ini merupakan e-wallet yang memiliki laju pertumbuhan paling pesat dari awal tahun 2020 ini.”
Dalam survei tersebut menyebutkan bahwa ShopeePay merupakan e-wallet yang mengalami pertumbuhan paling pesat, jauh di atas OVO, GoPay, Dana, dan LinkAja.
“Hal ini didukung oleh gencarnya strategi ShopeePay dalam menjangkau dan memperoleh konsumen baru, yang terlihat salah satunya melalui kelengkapan fitur dan menambah jangkauan merchant di seluruh Indonesia. Di satu sisi, integrasi ShopeePay dalam aplikasi Shopee yang sekarang sudah menjadi e-commerce terbesar di Indonesia pun mendukung keberhasilan ini,” jelasnya.
Hasil survei juga menunjukkan dalam 3 bulan terakhir ini, ShopeePay menjadi brand aplikasi dompet digital dengan user atau pengguna terbesar (68%), disusul oleh OVO dan GoPay yang bersaing ketat di masing-masing 56%, serta Dana (42%), dan LinkAja (19%).
Selain menjadi e-wallet dengan jumlah pengguna terbesar, ShopeePay juga tercatat memiliki pangsa pasar jumlah transaksi paling tinggi, yakni 32% dari total jumlah transaksi e-wallet di Indonesia, disusul OVO (25% dari total), GoPay (20% dari total), kemudian DANA (16% dari total) dan LinkAja (8% dari total).
Bukan hanya itu, ShopeePay juga mencatatkan pangsa pasar total nilai transaksi terbesar, yakni 34% dari total nilai transaksi e-wallet di Indonesia, diikuti oleh OVO (25% dari total), kemudian oleh GoPay dan DANA yang bersaing ketat di angka masing-masing 16% dan 17%, dan LinkAja (9%).
Hal yang mendukung ShopeePay bisa melejit menjadi e-wallet dengan total jumlah transaksi terbesar tidak hanya karena jumlah pengguna yang paling banyak, melainkan juga tingginya frekuensi pemakaian ShopeePay, dibanding dengan pemain e-wallet lainnya.
Frekuensi transaksi bulanan ShopeePay di 9,1 kali per bulan, jauh di atas 2 pesaing terdekatnya, OVO (8,6 kali per bulan), GoPay (6,9 kali per bulan).
Selain itu 33% responden pun lebih memilih ShopeePay sebagai merk e-wallet yang paling direkomendasikan, diikuti OVO (26%), Dana (20%), GoPay(16%), dan LinkAja (5%).
Posisi ShopeePay sebagai fitur layanan e-money nomor 1 dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia, didukung oleh kerjasama strategis melalui berbagai program dan fitur inovatif yang dikembangkan, dengan pencapaian sebagai berikut:
- ShopeePay mencatat pertumbuhan transaksi offline 6x lipat dalam beberapa bulan terakhir, sejalan dengan ekspansi ShopeePay di pedagang online dan offline, juga dari integrasi dengan jutaan pedagang QRIS.
- ShopeePay hadir di lebih dari 500 kota/kabupaten di Indonesia untuk mendorong inklusi keuangan di seluruh Indonesia terutama di kota-kota kecil, dengan transaksi di luar Jabodetabek meningkat lebih dari 8x dalam beberapa bulan terakhir.
- ShopeePay bekerja sama dengan ratusan ribu merchant di Indonesia dari berbagai kategori, dari makanan dan minuman, fashion, ritel, layanan logistik, hingga beragam merchant online dan donasi.
- Fitur transfer ShopeePay mencatat peningkatan 5x lipat dalam beberapa bulan terakhir, yang menandakan penggunaan metode pembayaran digital yang meningkat di antara pengguna ShopeePay.
- 45% pesanan di Shopee Indonesia dibayar menggunakan ShopeePay, menandakan akselerasi pertumbuhan pembayaran digital seiring dengan pertumbuhan e-commerce.