ArenaLTE.com - Berawal dari sebuah pilot project di Wilayah Karawaci, hingga akhir tahun 2018 ini platform dompet digital OVO telah hadir di 303 kota dan menjangkau dari sabang sampai merauke.
Platform pembayaran dan layanan finansial digital dari Indonesia dibawah naungan PT Visionet Internasional (“PT VI”) semakin memperkuat posisinya sebagai solusi fintech di Tanah Air selama tahun 2018.
Sejak November 2017, basis pengguna OVO telah tumbuh lebih dari 400%, dengan lima transaksi terbesar di sektor transportasi, ritel, dan e-commerce.
Kerjasama dengan Grab dan Tokopedia menjadikan OVO sebagai platform pembayaran digital pertama di Indonesia yang diterima di jaringan ritel, warung, e-commerce, hingga jasa online dan on-demand, dengan lebih dari 500,000 gerai offline.
Di bulan Oktober dan November 2018, OVO telah mencatatkan pertumbuhan jumlah merchant lebih dari 70%.
Tahun ini, OVO juga berfokus untuk mengembangkan QR Code untuk mendukung pemberdayaan UMKM, hingga saat ini pengguna OVO dapat melakukan pembayaran di hampir 180.000 merchants UMKM di berbagai wilayah di Indonesia dengan QR code.
“Pencapaian ini menegaskan peran OVO sebagai solusi inklusi keuangan, tidak hanya di kota metropolitan, namun di mana saja; di seluruh Indonesia. OVO telah menjangkau Sabang hingga Merauke dengan 77% pengguna OVO berada di luar Jabodetabek,” ungkap Harianto Gunawan, Director, OVO.
Rahasia keberhasilan OVO yaitu menggunakan strategi tiga pilar dengan terus memperluas jaringan dan berintegrasi ke dalam berbagai industri yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia :
Pertama dengan gerai ritel (mal, warung, toko kelontong dan lainnya), kedua melalui layanan online-to-offline (O2O), serta baru-baru ini melalui kerja sama dengan e-commerce.
Strategi ini membuat pengguna semakin mudah menggunakan OVO kapanpun, dimanapun, untuk membayar apapun.
Albert Lucius, Chief Product Officer, OVO, menjelaskan, “Kami selalu menjadikan merchants dan pengguna sebagai landasan dari strategi inovasi OVO.Tujuan kami adalah mendukung bisnis merchants, khususnya dari sektor UKM untuk mengembangkan bisnis dan mencapai inklusi keuangan yang berkesinambungan.”