ArenaLTE.com - Penelitian baru dari Bain & Company, didukung oleh Sea, Google dan Tan Sri Rebecca menjabarkan langkah-langkah yang dapat diambil oleh Indonesia dan negara ASEAN lainnya untuk mempercepat integrasi digital.
Dunia bisnis di Indonesia sangat optimistis terhadap manfaat teknologi digital meskipun adopsi perangkat digital utama di negara ini masih tertinggal di Asia Tenggara, menurut penelitian terbaru mengenai integrasi digital ASEAN.
Penelitian yang dilakukan oleh Bain & Company, bekerja sama dengan Google, Sea dan Tan Sri Rebecca, bertajuk Menuju Integrasi Digital ASEAN (Advancing towards ASEAN Digital Integration), menyurvei lebih dari 2.300 usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh 10 negara anggota ASEAN.
Sebanyak 87 persen UKM Indonesia yang disurvei menganggap ekonomi digital sebagai peluang, dibandingkan dengan 75 persen rata-rata UKM di seluruh ASEAN. Namun, potensi digital Indonesia
masih relatif belum tergali.
Penjualan e-commerce di Indonesia hanya menyumbang 2 persen dari total penjualan ritel pada 2017 lalu. Volume ini relatif rendah dibandingkan dengan 12 persen di AS dan 20 persen di Tiongkok.
Laporan yang dipresentasikan dalam Peluncuran Laporan: Memberdayakan UKM melalui Integrasi Digital (Report Launch: Empowering SMEs through Digital Integration) yang diselenggarakan bersama CSIS dan Sea di Jakarta ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan kekuatan kolektif ekonomi digital di kawasan dapat mempercepat perdagangan dan pertumbuhan intra-regional (integrasi digital), serta mendorong peningkatan PDB senilai US$1 triliun di ASEAN pada 2025.
Laporan ini juga menunjukkan peran penting UKM dalam memperluas integrasi digital di seluruh ASEAN. UKM mempekerjakan lebih dari 80 persen tenaga kerja dan berkontribusi terhadap lebih dari 50 persen PDB ASEAN.
Namun secara rata-rata, UKM hanya berkontribusi 20 persen dari nilai ekspor negara mereka. Walau sebagian besar UKM di wilayah ini melihat integrasi digital sebagai peluang, hanya 16 persen yang menggunakan perangkat digital secara maksimal.
“Perekonomian digital ASEAN saat ini masih tertinggal, tetapi ada potensi pertumbuhan yang besar,” kata Florian Hoppe, mitra Bain & Company di Asia Tenggara dan co-author laporan tersebut.
“Temuan dari penelitian kami menunjukkan terdapat keuntungan yang signifikan jika negara-negara ASEAN dapat
bersatu dan tumbuh sebagai ekonomi digital kawasan tunggal, daripada beroperasi secara terpisah.”
Penelitian menunjukkan bahwa UKM di seluruh sektor mendapatkan manfaat langsung dan berkelanjutan ketika berintegrasi dengan ekonomi digital. UKM ritel yang menggunakan kanal ecommerce mengalami peningkatan penjualan rata-rata 15 persen, sementara UKM logistik yang
menggunakan perangkat digital meningkatkan produktivitas rata-rata 10 hingga 20 persen.
UKM dalam industri pertanian yang menggunakan aplikasi pertanian mengalami peningkatan 5 hingga 15 persen
dalam hasil panen. Sedangkan UKM yang mengadopsi alat digital, lebih dari 95 persen berpartisipasi dalam ekspor – hal ini menunjukkan bagaimana integrasi digital dapat membantu UKM memperluas
jangkauan mereka di luar pasar lokal.
“Penelitian ini menunjukkan peran kunci yang dapat dimainkan e-commerce dalam mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia - apakah dengan memberdayakan UKM pedesaan untuk memperluas
jangkauan mereka, atau membantu pengusaha perempuan meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian mereka,” kata Santitarn Sathirathai, Ekonom Kepala Grup Sea.
“Kami melihat momentum besar dalam e-commerce sebagaimana UKM memasuki pasar baru yang berkembang pesat secara online. Ke depan, penting untuk terus meningkatkan adopsi teknologi digital oleh UKM untuk memastikan pengusaha muda dan usaha kecil memiliki sumber daya yang mereka butuhkan untuk sukses.”