Seperti yang dilansir oleh railjuornal, Huawei menjadi vendor yang bertanggung jawab atas 9 dari 12 metro project yang dimulai sejak 2015 lalu. Penerapan teknologi LTE untuk kereta api ini akan digunakan untuk fungsi sistem sinyaling kereta modern yang disebut CBTC (Communications-based train control) dan sistem informasi penumpang kereta.
CBTC menawarkan resolusi tinggi untuk penentuan lokasi dan komunikasi data berkapasitas tinggi, seperti yang diaktifkan oleh jaringan LTE. Dalam tatanan fungsi perkeretaapian, solusi ini memberi perlindungan operasi kereta secara otomatis. Dengan informasi yang lebih akurat tentang posisi keberadaan kereta, operator pengendali di stasiun dapat mengatur lalu lintas dengan cara yang lebih efisien dan aman.
Tidak hanya Huawei, vendor jaringan asal Swedia, Ericsson dan Bombardier, perusahaan pengembangan kereta api dan dirgantara dari Kanada, juga telah menyelesaikan tahapan uji coba implementasi teknologi LTE untuk kereta api cepat. Simulasi koneksi LTE dapat berjalan mulus sampai kecepatan kereta 200 kilometer per jam.
Selain itu, Ericsson telah melakukan 11 tes di laboratorium untuk menguji kinerja kemampuan LTE untuk mendukung fungsi communications-based train control (CBTC) dan layanan multimedia. Beberapa poin yang diuji oleh Ericsson adalah penggunaan closed circuit television (CCTV), suara, platform informasi, iklan (advertising) dan koneksi WiFi untuk penumpang.
Hal serupa juga dilakukan Nokia yang telah menuntaskan uji coba penerapan Teknologi LTE Untuk Kereta Api Paris, Perancis. Tes uji coba terebut mampu menunjukkan bahwa jaringan teknologi LTE dapat menggantikan jaringan WiFi tradisional. Jaringan ini mampu mengelola transmisi data dari beberapa aplikasi secara bersamaan, termasuk simulasi kontrol kereta (simulasi CBTC berdasarkan data real pra-rekaman).
Baca juga :
* Nokia Lirik Pasar LTE-R, Tawarkan Ground to Train Communications
* Ericsson dan Bombardier Tuntaskan Implementasi 4G LTE di Kereta Cepat
* Tandingi Ericsson, Nokia Gelar Uji Coba 4G LTE di Jaringan Kereta Paris
* LTE Railway, Cara Huawei Gelar Akses Internet Super Cepat di Jalur Kereta
Layanan 4G LTE yang disediakan juga termasuk video dan platform di kereta, komunikasi suara untuk kebutuhan operasional, platform informasi dan multimedia bagi penumpang di kereta api, dan platform jasa pemeliharaan dan pengawasan.
Kapasitas bandwidth memang menjadi isu utama penerapan teknologi ini, Di Cina sendiri teknologi LTE untuk jalur kereta api di Cina ini akan menggunakan frekuensi 1800 MHz band. Guna mengatasi kendala terbatasnya bandwidth ini, Huawei sendiri sudah mengembangkan beberapa solusi LTE yang hanya membutuhkan kapasitas hanya 5MHz saja (biasanya alokasi dibutuhkan sekitar 10 Mhz) dimana untuk sistem CBTC sendiri hanya membutuhkan kapasitas sekitar 2.8MHz.
Bagaimana dengan di Indonesia? PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih menggunakan sistem persinyalan biasa. Namun rencananya persinyalan communication based train control (CBTC) akan diterapkan dalam layanan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta.
Dengan penerapan sistem CBTC modern ini komunikasi antar Kereta Api dapat berlangsung secara terus menerus dan dapat dipantau statusnya baik itu meliputi posisi, kecepatan, tujuan, dan jarak berhenti dari posisi saat itu (pengereman).
Dengan sistem persinyalan otomatis ini perjalanan kereta api dikendalikan melalui pusat kontrol jadi tidak perlu lagi menggunakan masinis. sistem CBTC menerapkan sistem moving block dalam perjalanan kereta sehingga membuat kedatangan antar-kereta di stasiun dihitung berdasarkan perhitungan waktu, bukan jarak.
Sistem ini juga dapat meningkatkan performa perjalanan kereta sehingga perjalanan kereta dapat terjadwal dengan baik dan dengan tingkat keselamatan yang tinggi serta dapat mengakomodasi periode antar-kereta yang relatif singkat. Teknologi ini adalah sistem yang benar-benar baru diaplikasikan sepanjang sejarah perkeretaapian di Indonesia. Kita tunggu kehadirannya!