ArenaLTE.com - Dampak perang daga Amerika dan China yang berimbas pelarangan terhadap produk Huawei oleh Presiden Donald Trump, memang berdampak cukup signifikan. Selain tidak ada lagi pengguna banyak negara merekomendasikan produk untuk dipilih, produsen asal China ini juga harus menelan pil pahit karena para pemasok chip untuk produk smartphone telah mulai meninggalkannya.

Qualcomm, ARM dan beberapa produsen pemasok piranti lain mulai meninggalkan Huawei dan tidak bisa lagi memasok suku cadang untuknya. Akibat hal ini, Huawei sepertinya harus bekerjakeras untuk memasok sendiri produk prosesor kembangannya. Hal ini terlihat dari ungkapan analis pasar, CLSA, Sebastian Huo, untuk pasar chipset sendiri Huawei menyumbang pendapatan pasar chip mencapai 8% di kuartal pertama.

Hou menerangkan bahwa dampak larangan yang diterapkan Trump menghasilkan penurunan 4% pendapatan chip. Padahal Huawei diungkapkan analis turut menyumbang sebesar 8% hingga 9% pendapatan di pasar chip saat ini. Analis mengatakan bahwa dampak ketidakhadiran Huawei dari pasar chip akan lebih sulit diperkirakan setelah kuartal ini.

Dengan adanya perang dagang Amerika dan China yang menghantam keras Huawei, prediksi dan target yang telah ditetapkan perusahaan pun diungkapkan akan berubah 180 derajat. Huawei dalam beberapa waktu pernah memprediksi bahwa akan mampu mengirim smartphone ke pasar hingga 250 juta unit, namun karena terdampak perang dagang kemungkinan hal itu akan merosot dan dipercaya hanya akan bisa mengirimkan 157 juta unit saja.

Sebastian Huo juga menerangkan bahwa jika larangan yang diterapkan Trump tidak segera dicabut, maka akan berdampak masalah besar pada pasar. Huawei diklaim telah menghabiskan biaya sebesar USD1,1 miliar untuk membeli komponen dari pemasok Amerika. Namun demikian, Huawei sepertinya akan berjuang sendiri atau bersiap untuk menghadapi pasar dengan caranya.

Perusahaan asal China ini sepertinya akan berencana untuk menghadirkan sistem operasi kembangannya sendiri, bahkan akan meningkatkan pasokan chipset untuk produk smartphonenya sendiri. Dan hal itu kemungkinan akan terjadi dan hadir pada seri terbaru Huawei Mate 30 yang diprediksi akan keluar pada akhit tahun 2019 ini.

Hal ini untuk mempertimbangkan penurunan yang terjadi akan besar, padahal tahun lalu perusahaan mengirimkan sekitar 206 juta handset, skenario terburuk yang dibuat oleh dua perusahaan riset akan menempatkan pengiriman Huawei hanya akan mencapai 157 juta unit tahun ini. Menurun dratis dibanding tahun 2017 lalu yang hanya sebesar 153 juta unit.