Dalam laporan GSA, disebutkan secara keseluruhan 19,5 persen populasi seluler di seluruh dunia telah terhubung kepada sistem LTE di akhir bulan Juni lalu. Dalam 12 bulan terakhir ada penambahan 684 juta pelanggan LTE global, atau bisa disetarakan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 89 persen.
Dalam laporannya, GSA menyebut kawasan Asia merupakan area populasi LTE terbesar dengan 853 juta pelanggan (57,7 persen). Sementara Tiongkok sebagai negara tersendiri jumlah pelanggan LTE-nya telah tembus 591 juta di periode yang sama. Khusus di Tiongkok sampai akhir Juni 2016 ada penambahan 80,3 juta pelanggan LTE baru. Amerika Utara yang terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada menjadi populasi LTE kedua terbesar, yakni dengan 268,4 juta pelanggan (18,5 persen).
Sementara kawasan Eropa pada kurtal kedua 2016 jumlah pelanggan LTE-nya bertambah 20,5 juta (14,1 persen). Untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia ada penambahan 13,3 juta pelanggan baru di kuartal kedua 2016, sehingga di kawasan ini total pelanggan LTE mencapai 81,9 juta. Bagaimana dengan Timur Tengah? Di kawasan kaya minyak ini jumlah pelanggan LTE sampai kuartal kedua 2016 ada 50 juta. Di bawahnya ada Afrika, disini jumlah pelanggan LTE hanya 10 juta.
Dari sisi operator seluler, laporan GSA juga mengungkapkan bahwa total 521 operator telah komersial meluncurkan LTE atau LTE-Advanced di 170 negara. Sementara itu lebih dari 28 persen dari operator LTE telah komersial meluncurkan layanan LTE-Advanced.
Rangkuman market share pelanggan LTE global:
- Asia region 57.7%
- North America 18.5%
- Europe 14.1%
- Latin American and Caribbean 5.6%
- MEA 4.1%