ArenaLTE.com - Perkembangan layanan Over the Top alias OTT dari hari ke hari semakin memperlihatkan perkembangan signifikan. Di sisi lain, hal ini ternyata mempengaruhi pendapatan operator dari SMS dan telepon. Supaya tetap tokcer bisnisnya operator harus bersinergi dengan penyedia layanan berbasis aplikasi tersebut.
Data Sharing Vision menunjukkan, pendapatan tiga operator seluler terbesar Indonesia dari SMS dan telepon menunjukkan penurunan sejak 2013 lalu. Pada 2013, rata-rata operator mendapat pendapatan 37 persen dari telepon. Kemudian menurun menjadi 36 persen pada 2014 dan terakhir 35 persen pada 2015. Selanjutnya, pendapatan dari SMS juga menurun dari 17 persen di 2013 dan 2014, menjadi 16 persen pada 2015.
Memang, pendapatan dari data naik dari 14 persen pada 2013, lalu 18 persen pada 2014, hingga 22 persen pada 2015. Tapi perlu diingat bahwa investasi modal atau capex untuk membangun infrastruktur data tak murah.
“Data kami juga menunjukkan pertumbuhan pendapatan total rata-rata operator cenderung linear sejak 2008 lalu. Persentasenya kenaikannya cuma 1,65 persen dari tahun ke tahun (YoY), itu pun disokong pendapatan data dari OTT. Pengguna jasa operator selular sudah melebihi penduduk Indonesia, jadi sudah sulit tumbuh lagi. Bisnisnya sulit berkembang karena ada perang tarif," ujar Dimitri Mahayana, Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision.
Sebaliknya, di sisi lain, pendapatan rata-rata OTT memang belum sebesar operator telekomunikasi, tetapi pertumbuhannya bersifat eksponensial. Persentase kenaikannya mencapai 24,4 persen YoY sejak 2008 lalu.
"OTT pertumbuhannya dari tahun ke tahun bisa melejit padahal belum maksimal garap pasar. Apalagi seperti Google yang layanannya banyak dan dipakai orang. Jadi mereka masih terus tumbuh," sambungnya.
Sekalipun terjadi kenaikan tajam, akan tetapi valuasi dan pendapatan mereka relatif masih di bawah operator telekomunikasi. Namun kondisi akan berubah dalam lima tahun ke depan dengan diawali pada 2017 ini.
Sharing Vision memberikan dua rekomendasi utama terkait kepentingan industri telematika nasional tahun depan. Pertama, operator seluler harus bersinergi dengan para penyedia layanan over the top dengan dimediasi pemerintah lewat regulasi sehingga tercipta keseimbangan.
Salah satu caranya adalah membuat paket bundle data dengan harga tetap untuk akses OTT. Mekanisme ini sudah dilakukan beberapa operator, misalnya Indosat dengan Spotify serta XL dengan Yonder.
“Cara lainnya adalah operator menjual data ke pengiklan melalui aplikasi, dan merek kemudian diwajibkan menumpang infrastruktur operator. Bentuk sinergi lainnya bisa dibahas asal ada dibangun komunikasi antara OTT, operator, dan pemerintah,” pungkasnya.