Beberapa tahun terakhir bukanlah tahun-tahun terindah Nokia. Setelah gagal untuk menyesuaikan diri dengan dunia pasca kehadiran iPhone. Platform Nokia Symbian terlalu lambat untuk mengembangkan diri dan tidak mampu merenggut hati konsumen dibandingkan dengan saingannya iOS dan Android. Perusahaan pada dasarnya memiliki dua pilihan - menggandeng Android atau Windows Phone. Stephen Elop mantan CEO Nokia dulunya merupakan petinggi Microsoft, maka jelas waktu itu ia memilih Windows Phone. Namun babak satu dari Nokia berusaha kembali boleh dibilang mandek.
Setelah membuat perangkat Lumia dalam kemitraan dengan Microsoft selama sekitar empat tahun, Windows Phone masih belum menemukan pijakan. Microsoft mampu untuk terus berusaha di Windows Phone, namun Nokia? Microsoft setuju untuk mengambil semua risiko itu sendiri dengan membeli divisi ponsel Nokia sebesar $ 7,5 miliar. Salah satu ketentuan dari kesepakatan itu adalah Nokia tidak boleh memproduksi ponsel dengan sistem operasi lain hingga kuartal akhir 2016. Namun 2016 sudah sebentar lagi dan Nokia berusaha kembali dengan menggelontorkan sebuah produk yang fenomenal.
Cara Nokia Berusaha Kembali
Juru bicara Nokia Brett Young membeberkan kini Nokia berusaha kembali menguasai pasar ponsel segera setelah kontrak dengan Microsoft menyatakan mereka dapat memproduksi ponsel sendiri. Ini berarti mencari "mitra lisensi" untuk menangani operasi sehari-hari dalam membawa produk mereka ke pasar. Nokia akan terlibat dengan desain hardware dan software, dan juga lisensi nama dan setiap IP yang diperlukan untuk perusahaan mitra. Ini pada dasarnya apa yang Nokia lakukan dengan tablet N1, yang diluncurkan akhir tahun lalu dalam kemitraan dengan Foxconn.
Juru bicara Nokia Technologies Robert Morlino juga merilis pernyataan merinci pilihan perusahaan untuk menjual ponsel lagi. Morlino mengatakan meskipun Nokia kini lebih berfokus pada jaringan mobile, pemetaan dan teknologi lainnya, dan Nokia berusaha kembali ke pasar ponsel sudah memerlukan pendekatan berbeda.
"Pendekatan yang tepat bagi Nokia adalah melalui model lisensi merk," ujar Morlino. "Itu berarti mengidentifikasi mitra yang dapat bertanggung jawab untuk semua dukungan manufaktur, penjualan, pemasaran dan layanan pelanggan untuk produk."
Ponsel Nokia baru kemungkinan besar akan menjalankan sistem Android seperti tablet N1. Nokia bahkan memiliki home screen launcher beta di Play Store bernama Z Launcher. Kini kita lihat buah dari Nokia berusaha kembali merebut tempatnya di pasar ponsel tahun depan.