Nepal Telecommunications Authority's (NTA), badan yang mengurus tentang manajemen frekuensi telah memberi rekomendasi bagi regulator untuk memungkinkan bagi dua operator seluler, Nepal Telecom dan Ncell untuk meluncurkan layanan 4G LTE.
Namun seperti dikutip dari Telecomasia.net (28/9/2016), operator seluler ketiga malah tidak mendapat persetujuan untuk menggelar 4G LTE, yakni Smart Telecom dianggap gagal dalam memenuhi persyaratan yang ditentukan. Salah satu parameter dari persyaratan untuk bisa menggelar 4G adalah performa operator dalam menyajikan layanan saat ini.
[caption id="attachment_26711" align="aligncenter" width="640"]
Foto ilustrasi: http://www.gettyimages.com/detail/photo/monk-on-mobile-phone-boudha-kathmandhu-high-res-stock-photography/139830789[/caption]
Menindak lanjuti persetujuan penggelaran 4G LTE, Nepal Telecom dan Ncell langsung mengajukan penggunaan (refarming) frekuensi 1.800 Mhz yang kini juga digunakan pada jaringan 3G. Sementara pihak pemerintah belum dapat langsung menyetuji terkait frekuensi, sebab masih diperlukan tahapan amandemen. Sementara dari sisi operator, kedua provider bertekad akan menggelar layanan 4G LTE setelah dua bulan resmi menerima lisensi.
Bagi negara yang menjadi gerbang destinasi menuju Pegunungan Himalaya ini, hadirnya 4G LTE sudah menjadi tuntutan, seiring permintaan bagi infrastrukur pendukung kampanye pariwisata. Di negara tersebut, Ncell adalah pemain utama dengan 13 juta pelanggan dan menguasai 48,8 persen pangsa pasar seluler dan memiliki 57,5 persen pangsa pasar pendapatan. Sebelum ini Axiata Group Bhd (Axiata) melakukan ekspansi ke Nepal dengan mengakuisisi saham operator seluler Ncell Private Ltd senilai US$ 1,37 miliar.
* Foto ilustrasi lanskap: getawaytrekking.com.au
.){kind=link}