ArenaLTE.com - Di Indonesia, OPPO boleh mengklaim sebagai salah satu brand yang berkibar di peringkat atas pasar ponsel dalam negeri. Yang artinya, pemasaran produk mereka cukup sukses diterima oleh banyak pengguna ponsel di Tanah Air. Sementara VIVO, meskipun belum sesukses saudaranya itu, tetapi menunjukkan langkah yang mantap menuju status sebagai salah satu brand popular. Kedua merek ini seakan berlomba melebarkan wilayah pemasaran, hingga menjangkau kota kecil sekalipun.
Tetapi tidak dengan pasar India. Di Negeri Kuch Kuch Hotahei itu, kedua brand asal Cina ini dikabarkan justru mulai mengurangi jumlah distributor dan peritel yang tergabung dalam jaringan pemasaran mereka. Menyisakan distributor dan peritel yang dianggap masih memiliki catatan penjualan yang bagus. Untuk selanjut, mereka akan lebih mengintensifkan distributor dan peritel yang ada. Langkah ini, disebutkan merupakan perubahan strategi OPPO dan VIVO dalam menyikapi menurunnya penjualan di India. Langkah pengurangan jumlah distributor dan peritel di seluruh India ini, diharapkan juga dapat meningkatan efisiensi biaya operasional perusahaan. Dalam rangka, tingkat pendapatan dapat kembali seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
“Mereka telah mengurangi (jumlah) kanal pemasaran serta mengurangi margin yang diberikan kepada distributor dan ritel. Oppo dan Vivo memilih hanya tersedia pada outlet-oulet yang memiliki penjualan yang kuat,” kata Navkendar Singh, Direktur Riset International Data Corporation India, seperti dikutip laman The Economic Times India. Dalam catatan riset pasar di India disebutkan, jumlah toko yang menjual kedua merek tersebut turun seperlimanya, menjadi tinggal sekitar 8.000 toko di seluruh India.
Seorang peritel (ponsel) di New Delhi yang tak mau disebut identitasnya, mengungkapkan, saat ini OPPO dan VIVO tak lagi menerapkan insentif besar bagi pemilik toko yang bersedia memasang billboard, atau neon-sign di tokonya. Bahkan untuk toko yang hanya menjual satu atau dua produk per bulannya. Pihak outlet juga diminta untuk tak memberikan diskon kepada pelanggan, yang dibarengi dengan penerapan target penjualan yang lebih tinggi.
Meski tak menyebutkan soal penurunan permintaan atas produk-produk mereka, Namun VIVO India mengakui telah melakukan perubahan strategi pemasaran. “Mengenai strategi saluran perdagangan VIVO, kami telah mengalihkan strategi distribusi kami dengan fokus untuk menyediakan beragam pilihan dan pengalaman bagi konsumen," kata juru bicara VIVO India. Ia menambahkan, perusahaan akan lebih fokus pada penjualan online setelah peluncuran e-save di India.
Sebaliknya, OPPO tak secara langsung mengakui hal tersebut. Juru bicara OPPO India mengatakan, bahwa dalam bisnis hal seperti itu sudah biasa.” Kami ingin menegaskan, bisnis kami berjalan normal seperti biasa,” katanya menanggapi pertanyaan, apakah mereka mengubah strategi pemasaran.
Namun begitu, dilaporkan perubahan strategi yang dilakukan kedua brand Cina itu berdampak negatif pada kinerja keduanya. OPPO tergusur dari posisi lima besar di pasar India, dengan pangsa pasar hanya 4% di Januari lalu, dari 9% sebelumnya. Sementara VIVO terpangkas setengahnya, menjadi 7% pada waktu yang sama.
Namun begitu, sejumlah pengamat industry di India, mendukung perubahan strategi pemasaran yang dilakukan Oppo dan Vivo. “Langkah itu tentu saja akan membantu. Jaringan distribusi yang terlalu besar, akan menuntut investasi yang besar pula. Terkait dengan pengelolaan ruang pajang, operasional pemasaran dan pengelolaan kanal pemasaran. Memang lebih bagus mengembangkan ritel yang ada, agar punya nilai tambah. Itu akan membuat investasi dan pengeluaran lebih focus,” kata Navkendar.
Tentu saja itu di India. Belum tentu di Indonesia terjadi hal yang sama. Apalagi, OPPO masih perkasa di sini. Namun, siapa tahu, namanya bisnis bisa berubah-ubah. Ya, kan?