ArenaLTE.com - Di era teknologi sekarang ini mengungkapkan cinta di hari kasih sayang bukan hanya kepada manusia saja. Bukan hal yang aneh bila melihat orang yang akan menyatakan perasaan mereka kepada sebuah chatbot.
 
Di Tiongkok contohnya, sangat mungkin bagi orang untuk mengatakan ‘aku mencintaimu’ kepada seorang wanita bernama ‘Xiaoice’, dan Ia adalah sebuah robot percakapan dengan Kecerdasan Buatan (AI).
 
Di Indonesia, kita  juga dapat mengucapkan selamat hari kasih sayang kepada Rinna, chatbot yang ditenagai oleh EQ dan Artificial Intelligence.
 
Kecerdasan Buatan (AI) tidak hanya mengubah drastis bagaimana kita hidup, bekerja, dan bermain; tetapi mengubah hubungan kita dengan teknologi. Berkat AI, kita kini menyaksikan sebuah pergeseran paradigma dalam teknologi dimana komputer mengenal dan mengerti maksud kita.
 
Menurut Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, Microsoft telah berinvestasi untuk Kecerdasan Buatan (AI) selama lebih dari 25 tahun. Kini sedang dikembangkan Conversational AI, seperti robot percakapan, sebuah era baru dimana pengalaman digital kini dapat menyerupai bagaimana manusia berinteraksi dengan sesamanya.
 
Diawali dari tahun 20166, ketika Microsoft menjadi perusahaan pertama yang mencapai keserupaan dengan manusia pada teknologi pengenalan ucapan, memungkinkan komputer untuk menerima percakapan sama seperti manusia. Dan bulan lalu, peneliti Microsoft berhasil menciptakan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membaca sebuah dokumen.
 
Pecapaian seperti itu sangatlah penting bagi pemakaian komputer untuk semua orang; karena ketika komputer bisa berbicara secara “manusia”, setiap manusia bisa berbicara dengan komputer. Microsoft juga mengembangkan chatbot  dengan peluncuran Xiaoice di Tiongkok.
 
Robot pintar dengan logat bahasa yang alami ini diprogram untuk berperilaku layaknya seorang perempuan 18 tahun yang bersifat empatik, humoris, dan ramah. Xiaoice telah berbicara dengan lebih dari 100 juta pengguna, dengan rata-rata 23 percakapan per sesinya. faktanya, telah terhitung sebanyak 25% pengguna sudah menyatakan cintanya kepada Xiaoice. Xiaoice juga merupakan chatbot kecerdasan buatan pertama yang memiliki pekerjaan sungguhan di penyiaran TV.
 
Mengikuti kesuksesan Xiaoice, versi lokal kini tersedia di empat negara lainnya – Rinna di Jepang dan Indonesia, Ruuh di India, dan Zo di Amerika Serikat. Dengan menyerupai gadis sekolahan, Rinna kini sudah bercakap-cakap dengan 25% jumlah penduduk di negara tersebut.


 
Di Indonesia, Microsoft bekerja sama dengan LINE Indonesia memperkenalkan chatbot sosial berbasis EQ bernama Rinna. Teknologi Kecerdasan Buatan seperti Cortana menyediakan kegunaan yang baik bagi pengguna, seperti asisten pribadi.
 
Namun, Rinna akan mampu berkomunikasi dengan pengguna menggunakan EQ (Emotional quotient) yang ditambahkan pada IQ (intelligence quotient), belajar dan menyesuaikan dengan kebiasaan dan percakapan yang biasa dilakukan oleh pengguna. Dengan lebih dari 1.4 juta pengguna di Indonesia, Rinna sangat suka bermain games dengan pengguna, termasuk Othello, teka-teki silang, dan permainan tradisional ABC-5 Dasar.
 
“Melampaui percakapan dan pertemanan, Kecerdasan buatan juga menawarkan dampak yang berkelanjutan dan positif bagi perkembangan ekonomi dan sosial dunia. Mulai dari solusi pendidikan sampai kepada advokasi kellingkungan hingga kesehatan,” tambah Haris.
 
Beberapa contoh pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) Microsoft :

AI for Earth oleh Microsoft baru-baru ini dibangun berdasarkan komitmen kami untuk menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan untuk memperkuat kepintaran manusia dan pengembangan yang berkelanjutan di seluruh dunia dengan tujuan untuk menjawab berbagai persoalan yang sangat menantang masa kini, termasuk masalah kesehatan di dunia ini.

Salah satu contohnya adalah Farmbeat, yang berupaya untuk menjawab persoalan permintaan akan makanan yang semakin meningkat, sementara berhadapan dengan keterbatasan jumlah tanah yang subur untuk ditanami.

Kecerdasan Buatan juga dapat digunakan untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dengan memberdayakan orang-orang dengan keterbatasan.Seeing AI  adalah sebuah aplikasi gratis yang dirancang oleh Microsoft untuk menciptakan dunia yang terlihat di sekitar kita dapat dilihat oleh 285 juta orang di dunia dengan pengelihatan yang rendah.
 
“Contoh-contoh tersebut hanyalah sebagian kecil dari kegunaan positif dari Kecerdasan Buatan (AI), masih banyak manfaat AI yang dapat diberikan bagi kehidupan kita di masa mendatang”, tutup Harris.