ArenaLTE.com - Memang tak bisa dipungkiri, aplikasi layanan kencan online masih memiliki banyak peminat meski sebagian dari mereka tidak mendapatkan pengalaman yang baik. Dari hasil penelitian baru yang dilakukan Kaspersky Lab, menunjukkan bahwa orang-orang yang mencari pasangan melalui cara ini hanya akan mendapatkan kecewaan yang besar.

Tak sedikit yang mengaku bahwa mendapatkan informasi dan foto palsu, tautan berbahaya, penipu yang berusaha mendapatkan informasi dari mereka, atau orang yang berbohong tentang apa yang mereka cari dalam sebuah hubungan.

Penelitian ini menemukan bahwa mereka yang mencari pasangan hidup melalui platform kencan online - seperti aplikasi popular Tinder,
Bumble, OK Cupid, Badoo dan banyak lagi - merupakan minoritas, dimana hanya 11% yang menggunakan platform ini dengan tujuan menemukan pasangan yang nantinya akan mereka nikahi. Jika dibandingkan dengan hampir setengah (48%) pengguna kencan online yang melakukannya untuk bersenang-senang, dan satu-dari-sepuluh (13%) yang hanya mencari kepuasan seksual.

Dunia kencan online juga penuh dengan informasi palsu – sehingga bisa menyebabkan lebih banyak masalah lagi bagi mereka yang benar-benar mencari pasangan. Lebih dari separuh (57%) orang mengaku berbohong saat berkencan online - memalsukan informasi agar terlihat lebih baik daripada yang mereka lakukan dalam kehidupan nyata, atau bahkan untuk mencoba menangkap basah pasangan mereka yang selingkuh.

Penyebaran data palsu merupakan suatu hal yang sangat menjengkelkan bagi orang-orang yang menggunakan layanan kencan online, dimana satu dari lima (19%) menyatakan bahwa mereka berhenti menggunakan kencan online karena foto palsu, dan satu dari sepuluh orang berhenti menggunakan kencan online karena kebohongan akan adanya sebuah hubungan (12%) dan status hubungan yang tidak jelas (11%) yang mereka temui di platform. Menariknya - dan lebih ironisnya - menemukan informasi palsu merupakan hal yang sangat menjengkelkan bagi para pemalsu daibandingkan bagi pengguna yang jujur.

Ketika menghadapi ancaman seperti ini, mereka yang suka 'memalsukan' di online cenderung keamanan mereka dikompromikan - misalnya, 16% dari mereka yang berbagi informasi palsu perangkat mereka pernah terinfeksi dengan malware, spyware, atau ransomware melalui platform kencan online, dibandingkan dengan hanya 5% dari mereka yang tidak berbagi informasi palsu.

"Kencan online merupakan cara yang bagus untuk bertemu dengan orang-orang baru di dunia online kita yang selalu sibuk dan terkoneksi, dan hal yang biasa untuk dipahami alasan satu dari tiga orang melakukannya," kata Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.