ArenaLTE.com - Bursa penukaran mata uang virtual dengan teknologi agregasi likuiditas yang berbasis di Singapura, LIQNET.COM baru saja memperluas bisnisnya ke Indonesia. Ekspansi ini dilakukan untuk memberikan masyarakat Indonesia pilihan dalam melakukan penukaran mata uang virtual, melalui teknologi dan mekanisme termutakhir yang dimiliki LIQNET.  

Dengan banyaknya bursa penukaran mata uang virtual saat ini, LIQNET menawarkan alternatif bursa yang menggunakan mekanisme LEN (Liquidity Exchange Network) atau jaringan penukaran likuiditas. Roman Shirokov, Pendiri dan CEO LIQNET menjelaskan, “Mekanisme LEN ini mengumpulkan likuiditas dari berbagai platform penukaran mata uang virtual menjadi satu antarmuka, sehingga memungkinkan pengguna melakukan transaksi pada harga terbaik dan spread minimum. Kami meyakini bahwa hal ini menjadikan LIQNET berbeda dari bursa penukaran lain yang telah ada.”

Menurut Blockchain Transparency Institute (BTI), lebih dari 80% volume transaksi yang terdapat di bursa penukaran mata uang virtual adalah volume palsu. Selain menyebabkan kekhawatiran mengenai transparansi dan praktik bisnis bursa-bursa penukaran yang ada saat ini, hal ini menggarisbawahi masalah mendasar yaitu rendahnya likuiditas di kala tren pasar mengalami penurunan (bear market).

Di pasar mata uang virtual yang seringkali mengalami pergerakan pasar tiba-tiba ini, likuiditas rendah menyebabkan trader tidak dapat membeli atau menjual mata uang virtual dalam jumlah besar dan kehilangan kesempatan memperoleh profit atau bahkan kehilangan uang. Seorang trader yang ingin menjual mata uang virtual dalam jumlah besar, akan menghadapi masalah jika melakukannya tanpa menjatuhkan harga. Menurut Roman, teknologi pengumpulan likuiditas LIQNET dapat menjadi solusi masalah yang telah mengganggu pasar selama beberapa waktu ini.

 Roman mengungkapkan bahwa tidak tepat menyebut LIQNET sebagai sebuah bursa, namun sebagai pengumpul bursa. “Hal ini karena LIQNET menggunakan API (Application Program Interface) publik milik bursa mata uang virtual lain untuk menggabungkan berbagai tawaran pembelian dan penjualan dalam satu platform.” Menurut Roman, ini mengizinkan pengguna memperoleh manfaat penukaran pada beberapa bursa, menghilangkan masalah yang dialami trader seperti slippage (perbedaan antara harga ekspektasi penukaran dengan harga sebenarnya).

 “LIQNET tidak berusaha mengganti bursa-bursa penukaran yang sudah ada, namun memperbaiki dan memudahkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi, melalui terminal penukaran kami serta memberikan lebih banyak pilihan untuk pengguna, disertai harga yang lebih baik,” ujar Roman. Roman melanjutkan, “LIQNET menawarkan instrumen penukaran yang tidak terdapat di bursa penukaran lain, seperti pengambilan keuntungan, trailing stop, pesanan Iceberg (pesanan besar tunggal yang dibagi menjadi pesanan-pesanan yang lebih kecil), pesanan IFD, OCO, IFDOCO dan lain-lain.”

 Kehadiran di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian program LIQNET dalam mengenalkan sekaligus mengedukasi pasar tentang bursa penukaran agregator. Selama tahun 2018, LIQNET turut ambil bagian dalam hampir semua konferensi utama dengan tujuan memperkenalkan bursa tersebut ke pemain-pemain terbaik industri.