ArenaLTE.com - Mercedes-Benz, manufaktur otomotif papan atas asal Jerman menggandeng Pivotal, perusahaan aplikasi komputer dari Palo Alto, AS, dalam proyek merancang dan mengimplementasikan sebuah aplikasi otomotif connected car pertama. Hadirnya Mercedes-Benz Connected Car ini untuk memberi kemudahan bagi pengemudi dan menambah wawasan dan pengalaman baru dalam mengemudikan mobil modern.

Dikutip dari telecomasia.net (30/10/2015), aplikasi Mercedes-Benz Connected Car ini menjanjikan beragam akses informasi seputar status vital kendaraan, sistem kendali remote untuk mengantisipasi over heating, kemampuan untuk membuka dan menutup kunci pintu dari jauh, moda navigasi yang dapat diakses lewat iPhone dan Apple Watch.

Pengembangan aplikasi Mercedes-Benz Connected Car ini mendapat pasokan software dari Pivotal Labs dan Pivotal cloud native platform, dan Pivotal Cloud Foundry supercharged dengan kerangka pengembang dari Spring Boot. Hadirnya Mercedes-Benz Connected Car ini membuat manufaktur kendaraan punya peran lebih untuk menyajikan layanan mobile yang terukur, teritegrasi dan fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan.

mercedes-benz connected car

Dalam proyek Mercedes-Benz Connected Car ini, Pivotal membawa keunggulan Labs yang mutakhir terkait perangkat lunak dari Silicon Valley ke Stuttgart dan membantu Mercedes-Benz beradaptasi dan mengembangkan pengetahuan ini. "Dengan Pivotal kami dapat meminimalkan siklus inovasi kami dan sekarang dapat merespon perubahan tuntutan pasar lebih cepat dari sebelumnya, baik yang memungkinkan kita untuk mengembangkan software lebih dalam ke perjalanan transformasional kami menjadi perusahaan digital," kata Christoph Hartung, head of connected cars at Mercedes-Benz.

Mercedes-Benz belakangan terlihat gencar melakukan pengembangan dan uji coba terkait kolaborasi kemampuan otomotif dan dunia aplikasi. Sebelum ini, pada 2 Oktober lalu, Mercedes-Benz Connected Car telah menggelar ujicoba self driving untuk segmen truk di jalan tol. Truk yang digunakan tentu bukan sembarang truk, melainkan sudah disokong beragam teknologi cerdas, termasuk radar, kamera, dan regulator kecepatan aktif yang bisa bekerja tanpa dikendalikan manusia. Meski begitu, pengendara tetap harus berada di kursi pengemudi jika ingin mengambil alih kemudi self driving truck.