ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Jika membicarakan tentang internet dan aktivitasnya, tentu hal yang paling perlu diperhatikan adalah serangan keamanan yang kerap terjadi. Bukan hanya sistem penyerangan dinamis yang dilakukan penjahat, namun kejahatan ini pun kerap tidak memandang kelompok usia. Rentang usia dewasa atau bahkan hingga kelompok lanjut usia (lansia) pun kerap menjadi korban.

Dalam sebuah penelitian terbaru, Kaspersky Lab dan B2B International menyuarakan keprihatinan mengenai keamanan beraktivitas online bagi banyak pengguna yang disampaikan dalam sebuah laporan berjudul: 'Older and wiser? A look at the threats faced by over-55s online'. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok lanjut usia dapat berperilaku tidak aman ketika online dan sering menjadi korban penipuan.

Penelitian ini sendiri diungkapkan dilakukan terhadap 12.546 responden dari pengguna internet di seluruh dunia. Menunjukkan bahwa generasi yang lebih tua hingga kelompok lanjut usia sebenarnya target yang sangat menarik bagi penjahat cyber. pengguna internet

Ketika sedang online, kebanyakan dari mereka berbelanja, melakukan aktivitas perbankan dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka cintai tanpa melindungi diri sendiri secara efektif, serta hal lain yang penting bagi mereka, dari ancaman penjahat cyber.

Kelompok lanjut usia ini diungkapkan memang telah menggunakan pengaturan privasi yang tinggi pada jejaring sosial, namun tidak di browser bahkan lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya (30% vs 38%). Mereka juga tidak  menggunakan fungsi keamanan dalam perangkat (seperti 'Find My Device') atau VPN - 28% dan 10% apabila dibandingkan dengan 42% dan 16% dari pengguna di semua kelompok usia.

Ketika berbagi informasi, hanya 35% melakukan double-check sebelum mengirim pesan dan hanya 16% menghindari berbagi informasi ketika sedang kelelahan (versus 44% dan 31% di antara responden termuda).

Meskipun hasil penelitian ini telah dilaporkan, nyatanya hanya setengah dari kelompok usia ini (49%) yang merasa khawatir tentang kerentanan mereka ketika membeli produk secara online dan sebagian besar (86%) tidak percaya mereka adalah target bagi penjahat cyber. Yang mengkhawatirkan, empat dari sepuluh (40%) menempatkan diri mereka pada posisi yang berisiko dengan berbagi rincian keuangan dalam domain public (dibandingkan dengan 15% di semua kelompok usia).

Kurangnya kecerdasan dalam berperilaku online membuat kelompok usia ini kurang siap terhadap bahaya di dunia online. Akibatnya, generasi ini menjadi korban penjahat cyber. Menurut laporan itu, 20% dari pengguna internet secara keseluruhan memiliki kerabat yang lebih tua yang berhadpan dengan software berbahaya, dan 14% memiliki kerabat di kelompok usia yang sama telah tertipu dengan hadiah palsu yang menarik lewat online.

Selain itu, 13% memiliki kerabat yang telah berbagi terlalu banyak informasi pribadi secara online dan 12% memiliki kerabat  yang telah menjadi korban penipuan online, melihat konten yang tidak pantas, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berbahaya secara online.