ArenaLTE.com - Teknologi boleh canggih namun jika manusianya juga tidak bisa mengimbangi kecanggihannya maka permasalahan juga akan terjadi.
 
Salah satunya adopsi cloud yang dilakukan perusahaan untuk transformasi digital agar mendapat manfaat dari proses bisnis secara lebih cekatan, mengurangi CAPEX dan persediaan TI yang lebih cepat.
 
Namun, UKM dan perusahaan khawatir tentang kesinambungan infrastruktur cloud dan keamanan data mereka. Karena adanya insiden yang mempengaruhi infrastruktur TI yang dikelola oleh pihak ketiga karena akan meningkatkan risiko komersial serta reputasi yang merugikan
 
Baru-baru ini laporan Kaspersky Lab mengungkap fakta menarik bahwa Insiden yang terjadi dalam infrastruktur cloud publik lebih banyak diakibatkan oleh tangan karyawan perusahaan yang menggunakan cloud daripada para penyedia cloud itu sendiri.
 
Banyak perusahaan yang menggunakan layanan cloud meminta penyedia cloud untuk bertanggung jawab atas keamanan data yang disimpan di platform cloud mereka.
 
Namun, kenyataannya sekitar 90% (UKM (88%) dan perusahaan (91%)) dari pelanggaran data perusahaan pada platform cloud terjadi karena teknik rekayasa sosial yang menargetkan para karyawan, dan bukan disebabkan oleh penyedia cloud.


 
Langkah pertama untuk bisnis apa pun ketika bermigrasi ke cloud publik adalah memahami siapa yang bertanggung jawab atas data bisnis mereka dan beban kerja yang ada di dalamnya.

Penyedia cloud biasanya telah menerapkan langkah-langkah keamanan siber untuk melindungi platform dan pelanggan mereka, tetapi ketika ancaman berada di pihak pelanggan, itu bukan lagi tanggung jawab penyedia.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih memperhatikan kebersihan keamanan siber karyawan mereka dan mengambil langkah-langkah yang akan melindungi sistem cloud mereka dari dalam, ”- kata Maxim Frolov, Vice President of Global Sales at Kaspersky Lab.

Tips Dan Trik Kaspersky Lab Bagi Pelaku Usaha untuk mengamankan data mereka di cloud :