ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke kantor pusat Google membuka cakrawala mengenai potensi industri aplikasi di Indonesia. Jason Titus, Vice President Developer Product Group Google terinspirasi dengan kesuksesan pasangan suami istri asal Salatiga, Andi dan Idawati Taru. Keduanya menjadi developer aplikasi mobile yang sejak empat tahun lalu mulai mengembangkan buku cerita digital dan aplikasi pendidikan.
Andi dan Ida mencari cara untuk membuat pendidikan lebih menyenangkan bagi keluarga muda. Kini perusahaan mereka, Educa Studio, mempekerjakan 13 karyawan dan sudah memproduksi 200+ aplikasi yang telah dipasang di lebih dari 15 juta ponsel dan menyajikan pendidikan dengan cara menarik bagi anak-anak di seluruh dunia.
"Sayangnya, kisah Andi dan Idawati terbilang jarang di negara yang kreatif, berwirausaha dan luas seperti Indonesia. Sebagian alasannya adalah karena komunitas pengembang di Indonesia—meskipun tumbuh pesat—masih salah satu yang terkecil di Asia Tenggara," tulis Jason di blog resmi Google.
Karena melihat potensi besar namun belum tergarap maksimal itu, berbarengan dengan kunjungan Jokowi ke kantor pusat di California, Google mengumumkan rencana untuk membantu melatih 100,000 developer aplikasi mobile hingga tahun 2020.
Baca juga: Ke Amerika Serikat, Jokowi Sambangi Kantor Google dan Twitter Bahas Pemanfaatan Internet di Indonesia
Dijelaskan lebih lanjut, untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan setidaknya empat tahun ke depan dengan melakukan kerja sama erat dengan mitra di seluruh Indonesia. Jason mengungkapkan setidaknya ada tiga upaya utama untuk mencapai jumlah 100,000 developer aplikasi mobile.
Pertama, akan bermitra dengan perguruan tinggi untuk menjangkau mahasiswa ilmu komputer di tahun terakhir dan menerapkan kurikulum selama satu semester mengenai cara mengembangkan aplikasi Android berkualitas tinggi.
Kedua, menerjemahkan semua kursus Udacity ke Bahasa Indonesia untuk menjangkau siapa pun yang ingin mewujudkan ide membuat aplikasi. Kursus ini diajar oleh instruktur ahli dari tim Developer Relations Google dan dapat diakses gratis dari mana saja di perangkat apa saja. Diharapkan konten yang terjemahan ini akan mempermudah calon pengembang di Indonesia untuk mulai berkarya.
Ketiga, akan memperpanjang sesi komunitas studi yang telah sukses yang sekarang dikenal dengan nama Indonesia Android Academy. Ini adalah grup studi yang lebih intensif dan dipimpin fasilitator yang juga menyediakan bimbingan bagi pengembang pada semua tingkatan. Grup ini akan diadakan di lima kota—Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta—untuk menjangkau masyarakat seluas mungkin.
"Memberi pelatihan kepada pengembang untuk membantu mereka menciptakan aplikasi kelas dunia hanya sebagian dari upaya kami. Kami juga membantu mempromosikan aplikasi mereka untuk memperluas jangkauannya dan memberi dorongan lebih agar mereka dapat meluncurkan usaha sendiri," tambah Jason.
Ia mencontohkan, Google HackFair yang diadakan setiap tahun mengumpulkan para pengembang untuk memamerkan aplikasi rancangan mereka. Sorotan khusus event ini pada inovasi-inovasi unik karya anak negeri. Sementara program Launchpad memberi mereka keterampilan mulai dari pemasaran, merancang UI/UX hingga cara menjual ide bisnis. Selain itu, melalui Google Developer Groups (GDG), pihaknya juga memberi ruang bagi komunitas pengembang di enam kota di Indonesia.
"Melalui program-program ini, kami ingin memberi sumbangsih dalam perubahan Indonesia menjadi negara digital, negara di mana ada ribuan lagi wirausaha teknologi seperti Andi Taru dan Idawati," pungkasnya.