ArenaLTE.com - Potensi Internet of Things (IoT) sepertinya mulai terkuak. Alhasil, peluang bisnis baru yang ditawarkan IoT ini mendorong Telkom Group untuk segera fokus menggenjotnya. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah dengan dengan menyinergikan anak perusahaannya, yakni Telkomsel dan PINS Indonesia.
Seperti diketahui, perkembangan teknologi digital di Indonesia kian pesat. Hal ini didukung dengan makin tersedianya akses internet di seluruh Tanah Air, baik melalui jaringan kabel serat optik maupun jaringan selular. Perkembangan ini memicu penggunaan berbagai perangkat yang tersambung dengan internet atau lebih dikenal dengan Internet of Things (IoT).
Internet of Things adalah terhubungnya berbagai perangkat (hardware dan software) melalui internet. Perangkat yang terhubung dengan internet tidak hanya komputer, laptop, smartphone, tapi juga kendaraan bermotor (mobil atau motor), kulkas, mesin cuci, microwave, pendingan ruangan (AC), pintu rumah, pagar rumah, dan lain-lain. Bahkan berbagai layanan jasa kini telah menggunakan aplikasi yang tersambung dengan internet, seperti layanan taksi, ojek, tukang pijat, hingga belanja berbagai kebutuhan barang.
Direktur Digital and Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Indra Utoyo memprediksi jika penerapan Internet of Things bakal menjadi tren di masa depan. Perkembangan IoT akan menjadi sebuah peluang bisnis yang besar bagi Telkom Group.
“Telkom Group ingin menggarap bisnis Internet of Things melalui sinergi antara Telkomsel sebagai penyedia jaringan internet terluas (connectivity) dengan PT PINS Indonesia sebagai penyedia device, platform dan manage service,” ujar Direktur Digital and Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Indra Utoyo dalam keterangan pers yang diterima ArenaLTE.
Dalam kolaborasi tersebut, Telkomsel menyiapkan akses internet seluler ke seluruh Tanah Air. Operator ini juga akan menyinergikan produk Internet of Things mereka, salah satunya adalah T-Drive. Sebuah perangkat on board device (OBD) yang terpasang di kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai indikator kecepatan, temperatur, dan tangki bahan bakar yang dapat dimonitor secara jarak jauh.
Sementara itu, PT PINS Indonesia, anak usaha Telkom yang bergerak di bidang premises integration services, yang akan fokus memanfaatkan peluang bisnis di era digital dengan mendistribusikan serta mengelola berbagai produk Internet of Things dalam Telkom Group.
PINS Indonesia juga telah mempersiapkan diri untuk mengembangkan komponen IoT, seperti platform hardware dan software, gateway, sensor pendukung serta menyediakan end point service. Untuk mendukung PINS Indonesia, lanjut Indra, Telkom mengalokasikan total belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar 22-25% dari target pendapatan Telkom 2016.
Menurut data IDC (International Data Corporation), potensi pasar IoT di Asia Pasifik (termasuk Indonesia) sangat besar. Pada 2015, jumlah perangkat yang terhubung dengan internet (IoT) di Asia Pasifik sekitar 3,1 miliar perangkat dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 8,6 miliar perangkat pada 2020. “Inilah mengapa Telkom ingin serius menggarap market IoT,” ujar Indra Utoyo.
Lebih jauh, Indra Utoyo mengakui, IoT di Indonesia saat ini masih dalam tahap awal. Oleh karena itu, perkembangannya ke depan masih membutuhkan edukasi. Dengan berbekal jaringan data terluas di Indonesia, Telkom Group ingin menggarap peluang bisnis IoT ini.