ArenaLTE.com - Patut diketahui jika beberapa jaringan di kawasan Asia termasuk Indonesia tentu saja, tidak sepenuhnya dipersiapkan untuk menghadapi era Internet of Things (IoT). Belum siap mengelola pertumbuhan bandwidth dan kebutuhan latensi dari ribuan perangkat yang terhubung ke berbagai sistem yang timbul seiring perkembangan smart city.
Sebuah laporan Nokia Bell Labs Consulting baru-baru ini menemukan bahwa melonjaknya permintaan konsumen dan bisnis akan mobile data, baik di rumah maupun di mana saja, akan melebihi kemampuan jaringan penyedia layanan pada 2020. Bahkan, hampir seperlima (19 persen) dari permintaan lalu lintas mobile tidak akan terpenuhi berdasarkan keadaaan ekonomi saat ini dan proyeksi masa depan.
Pada 2020, konsumsi global terhadap permintaan akan layanan data pada perangkat mobile dan portable akan mengalami peningkatan rata-rata global sebesar 30 hingga 45 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2014. Negara-negara maju di Asia Pasifik (Australia, Hong Kong, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan) akan mengalami lonjakan sebesar 32 kali lipat, sementara negara-negara berkembang di Asia (Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan Vietnam), Timur Tengah dan Afrika akan mengalami lonjakan sebesar 98 kali lipat.
Kondisi ini semakin rumit dengan munculnya IoT dalam ranah jaringan, dengan jumlah total perangkat-perangkat terhubung IoT yang diperkirakan akan tumbuh dari 1,6 miliar pada 2015 hingga 20-46 miliar di tahun 2020. Akibatnya operator jaringan harus menangani transmisi sporadis dari miliaran perangkat ini.
Perangkat IoT pada umumnya memerlukan 2.500 transaksi atau koneksi untuk mengkonsumsi 1 MB data; koneksi jaringan dari machine-to-machine dapat tumbuh hingga 16-135 kali lipat pada 2020. Jumlah ini akan mewakili tiga kali jumlah koneksi yang diprakarsai oleh lalu lintas yang dihasilkan oleh manusia, seperti panggilan telepon voice-over IP atau penelusuran situs mobile.
IoT membawa sejumlah tantangan jaringan. Berbeda dengan aplikasi-aplikasi komunikasi manusia, kolaborasi dan pengiriman konten, aplikasi IoT yang berbeda memiliki profil lalu lintas yang berbeda pula.
Aplikasi IoT juga memiliki persyaratan yang sangat beragam dalam hal konektivitas jaringan, kehandalan, keamanan, latensi, data rate, mobilitas dan daya tahan baterai. Persyaratan-persyaratan ini juga harus dipenuhi dengan biaya yang sangat rendah per bit, karena komunikasi machine-to-machine cenderung kurang berharga dibandingkan dengan komunikasi yang dihasilkan oleh manusia.