ArenaLTE.com - Pada tahun 2013 saya mengikuti lomba menulis tentang teknologi 4G. Dari situ saya tahu bahwa sejak tahun 2005 berita mengenai kemunculan teknologi 4G di Indonesia sudah ramai. Saat itu saya sering kesal dengan kecepatan internet di rumah dan menduga-duga penyebabnya: dari komputerkah, modemkah, viruskah, atau dari kartunya? Apapun itu telah membuat pekerjaan saya terganggu. Saya harus menunggu loading yang lama sehingga tangan kram, waktu banyak terbuang, dan hasil kerja sangat kurang-sangat tidak produktif. Belum lagi jika menonton video di Youtube maka akan tersendat-sendat dan membuat tidak bisa menikmati tayangannya dengan nyaman.

Saya tahu bahwa ada yang salah dengan hal ini. Waktu saya sangat berharga, dia adalah umur saya. Oleh karena itu saya putuskan untuk tidak membiarkannya berlarut-larut. Saya akan berinvestasi di dalamnya.

Mulailah saya mencoba membuktikan satu demi satu dugaan penyebab lambatnya internet saya. Komputer jadul sudah berganti laptop kelas standar. Virus juga tidak. Untuk mencoba modem dan kartu akhirnya saya membeli modem baru dan mencoba satu demi satu kartu SIM yang ada, jaringan operator mana yang paling bersahabat dengan daerah saya (dengan harga dan paket yang bersahabat pula tentunya).

Dengan paket kartu yang terdahulu saya pun mencari-cari modem baru yang bisa diganti-ganti kartunya. Barangkali modem yang lama sudah rusak atau terlalu jadul untuk saat itu (maklum, biasanya saya tidak membeli baru jika tidak rusak/ada gangguan yang berarti).

Sebagai orang yang detail saya mengobok-obok toko demi toko untuk melihat spesifikasi modem yang dituju sekaligus membandingkan harga totalnya (harga modem+bea transfer+ongkir) mana yang lebih murah. Selain itu, saya juga mencari informasi dari kaskus dan lainnya sehingga cukup mendapat gambaran tentang apa yang akan saya beli.

Dari hasil browsing itu ternyata beberapa modem sudah berlabel 4G. Meskipun teknologi 4G ini ditemukan oleh orang Indonesia (Prof. Khoirul Anwar, alumni dari teknik elektro Bandung), akan tetapi di Indonesia sendiri 4G baru ada di beberapa kota. Berbeda dengan luar negeri, sudah banyak yang menerapkannya. Namun saat itu di Indonesia sudah ada teknologi 3G atau 3,5G dan gaung-gaung 4G. Daripada modem yang saya beli sia-sia/menjadi jadul dalam waktu singkat (yaitu pada saat teknologi 4G sudah marak) akhirnya saya putuskan untuk membeli modem 4G sekalian. Toh modem ini juga bekerja di jaringan 2G dan 3G seandainya jaringan 4G belum masuk di daerah saya atau operator belum beralih ke jaringan 4G.

Saya kembali bingung karena harus memprediksi di frekuensi mana 4G di Indonesia akan diberlakukan. Sekadar untuk diketahui bahwa hingga tahun 2013 teknologi 4G LTE di Indonesia belum diatur regulasinya karena regulasi 3G saja baru selesai. Meski demikian sudah ada beberapa pilihan frekuensi yang rencananya akan digunakan, yaitu 700 MHz, 900 MHz, 1800 MHz atau 2300 MHz.

Waktu itu saya berspekulasi, kalaupun saya salah memilih frekuensinya maka modem masih bisa dijalankan pada jaringan 2G atau 3G. Akhirnya saya pilih Alcatel L800 high speed 4G. Frekuensi dari modem ini cocok digunakan untuk banyak operator di Indonesia, terlebih dia mempunyai 2 frekuensi yang cocok dengan rencana pemerintah untuk 4G di sini, yaitu 900 MHz dan 1800 MHz (4G pada modem tersebut bekerja pada frekuensi 800/900/1800/2600 MHz). Dengan embel-embel high speed dan testimoni-testimoni yang ada semakin memantapkan saya untuk memilih modem ini.

Di dunia sendiri 43 negara saat itu mengembangkan LTE di frekuensi 1800 MHz (dan memang hampir 44% komersial LTE berjalan di frekuensi 1800 MHz) sehingga frekuensi ini dijadikan salah satu andalan dan kunci untuk roaming internasional. Jadi saya berharap pilihan tersebut tepat.

Saya pun membelinya dan langsung mencoba satu per satu kartu SIM yang ada untuk berduet dengan modem Alcatel L800 itu. Prosesnya agak lama karena kartu-kartu SIM itu tidak dicoba secara bersamaan, melainkan menunggu paket internetnya habis baru mencoba kartu SIM yang lain.

Dan ... Aha ....akhirnya saya menemukan pasangan yang cocok untuk si modem. Wuzz ... internet langsung melaju kencang. Dari download, upload, main game, browsing, sampai menonton video semua jadi lebih lancar dan kencang. Mau pasang program apa saja enak sekarang karena download-nya lancar, tidak seperti sebelumnya. Nggak sia-sia deh pokoknya.

Hal itu membuat pekerjaan saya sebagai guru (saat itu) dan sebagai penulis sangat terbantu. Selain itu, belajar jarak jauh via video juga mudah dilakukan, begitupun dengan hiburan, menjadi lebih mudah diakses. Rasanya sepadan antara usaha saya saat itu dengan hasilnya. Puaaas banget. Alhamdulillah.

Seiring dengan waktu, teknologi 3G atau 3,5G tadi akhirnya menjadi 4G. Prediksi saya pun ternyata benar mengenai frekuensi yang akan ditetapkan untuk 4G di Indonesia, jadi saya tak perlu ganti modem lagi. Dan sudah bisa ditebak kan, semakin lancar jaya pastinya.