ArenaLTE.com - Ternyata alokasi 70 MHz ke mobile broadband diklaim bisa memberikan beberapa manfaat. Meskipun layanan 3G (di 900 MHz) telah berhasil memberikan layanan dasar mobile broadband kepada masyarakat yang sebelumnya tidak terhubung, teknologi ini tidak akan mampu mengatasi pertumbuhan trafik data yang diperkirakan akan terjadi secara signifikan selama 10 tahun ke depan.
Para operator jaringan seluler pada umumnya menggunakan pita frekuensi 1800 MHz untuk menggelar jaringan 4G. Tapi menariknya, karakteristik teknis dari pita frekuensi 700 MHz ternyata akan akan memberikan jangkauan lebih baik dengan infrastruktur lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi yang biasanya digunakan untuk meningkatkan kapasitas di area hotspot.
Hal ini terungkap dalam laporan GSMA berjudul: Mempercepat tercapainya perekonomian digital Indonesia: Mengalokasikan pita frekuensi 700 MHz untuk mobile broadband (Accelerating Indonesia’s digital economy: Allocating the 700 MHz band to mobile broadband),
"Dengan mengalokasikan pita frekuensi 700 MHz untuk seluler secara cepat, sembari menetapkan harga yang sesuai dalam jumlah yang cukup, konsumen bisa mendapatkan manfaat lebih besar dari penyelenggaraan jaringan yang lebih cepat dan harga eceran yang lebih rendah," kata Brett Tarnutzer, Kepala Spektrum, GSMA.
“Spektrum vital ini penting untuk memperluas jangkauan kepada masyarakat Indonesia yang belum terhubung, dan meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah pedesaan.”
Laporan yang dirilis GSMA tersebut, mendorong pembuat kebijakan di Indonesia untuk mempertimbangkan ruang lingkup aturan agar bisa memfasilitasi prinsip penggunaan bersama jaringan telekomunikasi (network sharing). Hal ini bisa meningkatkan konektivitas seluler berkecepatan tinggi karena biaya yang dikeluarkan menjadi lebih efektif dan risiko dalam penyelenggaraan infrastruktur pun bisa ditekan.
Terutama di daerah-daerah terpencil atau kawasan yang secara topografi dianggap sulit terjangkau. Selain itu, diperlukan rezim pajak yang tepat, di mana operator berkontribusi secara adil, tidak timpang, kepada penerimaan pajak pemerintah.
Dengan spektrum dan kebijakan investasi yang tepat, Indonesia, seperti halnya India, Malaysia, Myanmar, dan Filipina, memiliki potensi untuk mempercepat migrasi ke pita lebar seluler berkecepatan tinggi. Pada 2025, koneksi yang terjadi dari penggunaan 4G diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 360 juta koneksi - hampir tiga perempat dari total koneksi secara keseluruhan.
Sekedar informasi, GSMA mewakili kepentingan operator seluler di seluruh dunia, menyatukan lebih dari 750 operator dengan lebih dari 350 perusahaan di ekosistem seluler yang lebih luas, termasuk pembuat handset dan perangkat, perusahaan perangkat lunak, penyedia peralatan dan perusahaan internet, serta organisasi di sektor industri yang berdekatan.
GSMA juga memproduksi acara industri terkemuka seperti Mobile World Congress, Mobile World Congress Shanghai, Mobile World Congress Americas dan rangkaian konferensi Mobile 360 Series.