ArenaLTE.com - Perekonomian Indonesia sedang bertransformasi menjadi ekonomi digital, seiring dengan tren yang terjadi saat ini dan juga meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah berikut tenaga kerja muda yang mahir teknologi.

Pemerintah harus menyediakan platform yang andal dan merumuskan peraturan untuk memastikan bahwa ekonomi digital mematuhi standar keamanan dunia maya serta memberikan kontribusi bagi kemakmuran masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara sepakat untuk berkolaborasi dengan Cisco untuk penyelenggaraan program Country Digital Acceleration (CDA).

Tim CDA Cisco ini akan mempercepat agenda digitalisasi agar bisa lebih cepat dan lebih efektif dalam memberikan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
 
Program di Indonesia ini akan fokus pada lima area utama, yaitu: pemerintahan digital, industri digital, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) digital, keamanan siber, dan inklusi digital.
 
Kesepakatan ini diumumkan pada pertemuan antara Presiden Indonesia, Joko Widodo, dengan Presiden Cisco ASEAN, Naveen Menon, dan Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN (World Economic Forum onASEAN) di Hanoi.
 
Presiden Cisco ASEAN Naveen Menon menyambut baik kesempatan kerjasama ini dan optimis pertumbuhan ekonomi digital bisa ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi layanan publik, membangun kemampuan inovasi lokal, dan digitalisasi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia
 
Tom Lembong, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) memperkirakan sekitar dua hingga tiga miliar dolar per tahun akan diinvestasikan ke sektor e-commerce.
 
“Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan mendukung tidak hanya e-commerce dan ekonomi digital, tetapi juga perkembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia,” pungkasnya.
 
Lebih jauh Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu menjelaskan bahwa ada dua area utama dalam mewujudkan misi dari agenda digital Nasional. Pertama, memastikan bahwa kemampuan keamanan siber di seluruh Indonesia dapat sejalan dengan adopsi digital, sehingga kita tetap selangkah lebih maju dari para pelaku ancaman siber.
 
Yang kedua yaitu Indonesia juga membutuhkan banyak tenaga kerja yang mahir teknologi. Untuk itu Cisco Networking Academy telah melatih lebih dari 212.000 siswa di Indonesia. Total 212.000 siswa ini merupakan partisipasi siswa Networking Academy terbesar kedua di kawasan ASEAN yang diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja andal di masa depan.