ArenaLTE.com - Huawei belum lama ini telah memperkenalkan teknologi terbarunya dalam segmen baterai smartphone, dimana baterai fast charging yang masih dalam tahap prototipe ini dapat diisi ulang hingga setengah dari kapasitasnya hanya dalam waktu lima menit. Komponen baterai smartphone ini mengusung bahan kimia lithium ion, atau sama dengan komponen baterai ponsel saat ini. Hanya saja di jenis baterai baru ini ada tambahan dari atom grafit terikat anoda.

Dikutip dari computerworld.com (13/11/2015), keberadan prototipe baterai ini telah diumumkan pada sebuah konferensi industri di Jepang. Cara cepat pengisian baterai fast charging ini tidak mengorbankan life time baterai, dan arus energi yang tersalurkan pun tidak akan cepet terlepas. Inovasi ini merupakan buah karya Divisi Litbang Huawei yang dikembangkan anak perusahaan Watt Lab. Kinerja prototipe baterai ini telah dipamerkan dalam postingan video online.

Prototipe kedua baterai fast charging ini masing-masing terdiri dari kapasitas 3.000 mAh dan baterai kapasitas 600 mAh. Baterai kapasitas 3.000 mAh, atau setara dengan baterai di smartphone modern dan dapat diisi sampai 48 persen dari kapasitas totalnya dalam hitungan lima menit. Sementara baterai 600 mAh dapat mencapai pengisian hingga 68 persen dari total kapasitasnya hanya dalam waktu dua menit. Dalam protitipe, baterai yang ditampilkan masih berukuran besar dan belum disesuaikan dengan ukuran baterai pada smartphone.

Kemajuan dalam teknologi baterai fast charging ponsel belakangan bergerak lambat, daya tahan baterai tetap menjadi faktor pembatas untuk gadget seperti telepon dan produk yang lebih besar seperti kendaraan listrik. Sampai saat ini Huawei belum menyebutkan rencananya untuk merilis kedua baterai fast charging secara komersial.

Awal pekan ini, para peneliti di Vanderbilt University mengatakan mereka telah menggunakan titik-titik kuantum dari quantum dots of iron pyrite, juga dikenal sebagai fool's gold untuk mewujudkan baterai lithium ion berkemampuan pengisian cepat. Para ilmuwan di Stanford University di bulan April lalu juga menggunakan aluminum-ion cells untuk pengembangan baterai ponsel. Ilmuwan di Stanford malah menyebut waktu isi ulang yang dibutuhkan hany sekitar satu menit untuk setengah dari total kapasitas baterai, tapi sayangnya prototipe baterainya belum cukup kuat untuk dijajal langsung pada smartphone.