ArenaLTE.com - Dunia sedang bergerak ke arah 5G. Sudah lebih dari 30 negara mengimplementasi teknologi paling mutakhir ini. Terutama negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di Asia sendiri, Korea Selatan, Cina dan Jepang menjadi yang terdepan dalam penggelaran 5G. Sementara negara-negara lain, sudah pula bersiap menggelar G.
 
Indonesia? Hampir semua operator sudah menggelar uji coba dan simulasi 5G. Semua menyatakan sudah siap mengimplementasikan teknologi ini. Kenyataannya, memang 5G sudah dirasa perlu hadir di sini. Terutama karena teknologi ini akan memicu membanjirnya aplikasi-aplikasi baru dan membawa angin segar bagi tumbuhnya model-model bisnis baru, yang akan turut membentuk tatanan sosial kemasyarakatan dan ekonomi ke depan.
 
Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar dan terpesat di kawasan Asia Tengara, Indonesia diperkirakan akan meneguk hingga US$40 miliar pemasukan dari ekonomi Internet di tahun 2019, dengan rata-rata pertumbuhan diperkirakan mencapai 49 persen per tahunnya. Dengan jumlah pengguna Internet yang mencapai 171 juta jiwa di tahun 2019 menurut APJII, Indonesia juga menjadi negara terdepan dalam hal penetrasi digital di kawasan tersebut. 
 
Mohammad Rosidi, Director ICT Strategy Huawei Indonesia, mengatakan, makin sengitnya persaingan dan kompetisi di industri dalam menghadirkan pengalaman digital yang kaya bagi pelanggan, juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi tersedianya konektivitas yang memadai. Industri dituntut untuk dapat menghadirkan layanan digital yang baik ke seluruh lapisan masyarakat, dari rumah-rumah, hingga ke perusahaan-perusahaan. 
 
Ia menambahkan, hal tersebut tentu akan mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan konektivitas jaringan yang andal, canggih, berkecepatan tinggi, dan dengan tingkat latensi yang serendah mungkin, guna mendukung digelarnya beragam use case atau skenario pemanfaatan teknologi jaringan tersebut di berbagai segmen industri vertikal. Terlebih pula, Indonesia sudah mencanangkan tagline Industri 4.0, sebagai tulang punggung kemajuan ekonomi.
 
Karenanya, 5G diharapkan dapat menjalin seluruh teknologi masa depan, serta memicu datangnya gelombang-gelombang baru yang membawa berbagai peluang bagi kehidupan manusia, dari pemanfaatan untuk IoT di rumah tangga, pengembangan kelas cerdas, manajemen darat di sebuah bandara cerdas, sistem pertanian cerdas, sistem manufaktur cerdas, AR/VR gim berbasis cloud, hingga terbangunnya kota-kota cerdas nan aman.
 
Huawei sendiri, ungkap Rosidi, telah membangun kolaborasi bersama lebih dari 186 mitra industri dan menginisiasi terbentuknya lebih dari 45 proyek inovasi bersama di tingkat global dengan tujuan untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan baru pemanfaatan 5G di beragam industri vertikal.
 
Sebagai perusahaan TIK global, teknologi-teknologi mutakhir Huawei yang meliputi Broadband Connectivity, Cloud Computing, AI dan IoT dan penyediaan ekosistem pendukungnya mampu menjawab meningkatnya kebutuhan akan konektivitas berkecepatan tinggi di Indonesia. Harmonisasi giga connectivity mobile broadband yang melingkupi technologi 5G dan fixed broadband technology – penggelaran fiber optic baik untuk mendukung layanan 5G dan juga akses broadband berkecepatan tinggi, diharapkan memberikan layanan pemerataan digital ke masyarakat, ke rumah-rumah, maupun bagi perusahaan-perusahaan.
 
Rosidi menegaskan kembali, Huawei berkomitmen untuk terus berinovasi di bidang TIK dan dalam menghadirkan akses mobile Internet yang berkualitas, sebagai kunci dalam mengatasi kesenjangan digital di tanah air dan memenuhi kebutuhan untuk dihadirkannya konektivitas berkecepatan giga yang andal menuju terwujudnya Indonesia digital yang cerdas dan terkoneksi sepenuhnya. “Inovasi teknologi dan konektivitas merupakan fondasi bagi terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih baik,” tandas Rosidi, ketika berbicara dalam Huawei Media Camp  2019, di Labuan Bajo, (11/12) lalu.
 
Salah satu bentuk kontribusi Huawei dalam mendukung transformasi digital Indonesia adalah mendukung dibangunnya konektivitas yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bahkan hingga ke daerah-daerah yang terpencil. “Itu sudah terpatri di dalam visi kami sebagai perusahaan TIK terkemuka di Indonesia, sekaligus wujud dari konsistensi kami dalam menghadirkan konektivitas layanan yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, ke rumah-rumah, hingga perusahaan-perusahaan di Indonesia,” tegas Rosidi.
 
Hal senada diungkapkan Heru Sutadi, Direktur Eksekutif di Indonesia ICT Institute. Dikembangkannya solusi-solusi TIK mutakhir diharapkan akan mampu mendukung dihadirkannya akses layanan Internet berkecepatan tinggi bagi masyarakat, rumah tinggal, maupun perusahaan yang mampu beradaptasi dengan cepat akan setiap pertumbuhan kebutuhan trafik layanan data yang terus meningkat, sekaligus sebagai penjembatan atas kesenjangan digital yang terjadi di wilayah perkotaan dan di daerah pelosok negeri.
 
Menurutnya, hal ini memiliki peran yang sangat fundamental dalam mendukung diimplementasikannya inisiatif pembangunan pita lebar nasional, sesuai dengan cita-cita bangsa untuk menjalin konektivitas hingga ke wilayah-wilayah pelosok tanah air.
 
Ken Qijian, VP Public Affairs & Communications Huawei Indonesia memaparkan, Huawei secara intensif juga menggelar berbagai macam program dan inisiatif di bidang riset dan pengembangan yang mendorong terciptanya terobosan-terobosan baru di bidang TIK, serta pengembangan kapasitas SDM di bawah payung besar program SmartGen. Ke depannya, Huawei akan terus menciptakan SDM TIK menuju 100.000 Indonesia Digital Leader sebagai bagian program strategis Huawei di bidang pengembangan SDM TIK di Indonesia.
 
Di bawah payung besar dari program tersebut, Huawei menyelenggarakan serangkaian program sertifikasi, pelatihan, dan alih pengetahuan yang menyasar hingga 12.000 insinyur, 3.000 siswa dari berbagai jurusan yang berkenaan dengan TIK, serta menyelenggarakan ICT Competition yang diikuti oleh siswa-siswa dari delapan universitas ternama di Indonesia. Huawei juga mengadakan pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 1.000 profesional di bidang TIK setiap tahunnya, yang berasal dari berbagai institusi, baik pemerintahan maupun mitra-mitra Huawei di industri.