ArenaLTE.com - Huawei memberi isyarat, ke depannya lini produk smartphone flagship mereka tak akan lagi menggunakan SoC HiSilikon Kirin. Seri Mate 40 mungkin jadi yang terakhir yang memakai SoC Kirin. “Tahun ini mungkin jadi jadi generasi terakhir chipset high-end Kirin,” ungkap Richard Yu, CEO Huawei Consumer Business, seperti dikutip The Associated Press
 
Penyebabnya, tak lain tak bukan adalah perluasan sanksi dari si Abang Sam kepada Huawei. Dari yang sebatas pelarangan perusahaan asal AS berbisnis dengan Huawei dan seluruh grup bisnisnya, sekarang yang terakhir, Washington mengeluarkan maklumat bahwa pabrikan semi konduktor yang memakai teknologi dan software Amerika, tak boleh menjual ke Huawei. Kecuali sudah mengantongi lisensi dari pemerintah (AS).
 
Itu jadi masalah besar, seperti diakui Ricahrd Yu, karena Huawei sendiri tak cukup kapabilitas untuk membuat chipset sendiri. HiSilicon Kirin, chipset andalan Huawei, dbuat oleh perusahaan rekanan (atas pesanan Huawei). Dalam hal ini Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).
 
TSMC sendiri dikabarkan sudah tak lagi menerima order dari Huawei –dalam rangka mematuhi aturan baru dari Pemerintahan Trump. Seperti diungkap Richard Yu, pabrikan rekanan sudah tak lagi menerima order sejak bulan Mei lalu. Dan produksi chipset Kirin akan dihentikan mulai tanggal 15 September mendatang. Artinya, Huawei akan kehabisan stok SoC HiSilikon Kirin.
 
Trump memang terkesan membabi-buta dalam menerapkan kebijakan yang intinya hendak menghadang kiprah Huawei. Kebijakan entity list sudah membuat Huawei kelimpungan karena tak bisa lagi bekerjasama dengan Google, dan menghadirkan Google Mobile Service pada lini produknya.
 
Presiden AS itu seperti menutup mata bahwa penerapan kebijakannya itu, tak hanya memukul Huawei, tetapi juga perusahaan AS yang selama ini bermitra dengan Huawei, seperti Qualcomm dan Google. Sebab, bagaimanapun Huawei merupakan pelanggan terbesar mereka.
 
Itu pula yang membuat Qualcomm dikabarkan tengah melobi pemerintah AS, agar mengendorkan kebijakan pelarangan tersebut. Khususnya dalam soal penjualan chipset untuk smartphone 5G Huawei. Tapi sejauh ini, Trump belum menunjukkan tanda-tanda akan melunak.