ArenaLTE.com - Indonesia yang tengah mencoba teknologi jaringan generasi lima atau 5G, rupanya mendapat sambutan dari perusahaan teknologi asal China, Huawei. Pihak perusahaan mengungkapkan bahwa mendukung pagelaran yang akan dilakukan Pemerinta, hal ini diungkapkan langsung oleh Chief Technology Officer Huawei Indonesia, Vanness Yew, dalam sesi pemaparan strategi implementasi 5G di Indonesia, di Jakarta, Rabu (31/7).
Sebuah studi dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT) menyebutkan bahwa 5G mampu berkontribusi dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara hingga 4 triliun dolar AS dan menciptakan sekira 19,5 juta lapangan kerja baru pada 2030.
“Huawei secara aktif melakukan komunikasi dengan operator serta pemerintah terkait penerapan teknologi 5G. Kami juga menyampaikan bahwa keseluruhan bisnis Huawei, termasuk dalam teknologi 5G terus berlanjut dan sangat stabil. Proses pengiriman keseluruhan produk berjalan sebagaimana biasa, termasuk pemasaran di Indonesia,” kata Vanness.
Vanness juga mengatakan bahwa Huawei secara aktif memberikan dukungannya kepada operator-operator di Indonesia terkait dengan uji coba 5G. Sebagai contoh, pada bulan Mei 2017 Huawei dan Telkomsel melakukan uji jaringan 5G pada frekuensi 26 GHz dengan rekor kecepatan mencapai 70Gbps, serta mendukung uji coba 5G selama perhelatan Asian Games 2018.
Vanness menambahkan, Huawei juga tengah melakukan uji coba penerapan teknologi 5G pada jaringan 4G yang telah terbangun. “Sebagai contoh, Massive MIMO, yaitu teknologi muti-antenna berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) dan Cloud AIR yang merupakan sistem otomasi pembagian spektrum,” kata Vanness.
Ia mengatakan, meskipun menghadapi hambatan bisnis berupa larangan dagang dari AS, namun Huawei tetap dapat mempertahankan posisi kepemimpinannya dalam hal 5G di pasar global dengan kontribusi 2.063 standar terkait teknologi jaringan 5G di badan standar jaringan 3GPP.
Hingga Juni 2019, Huawei telah menyepakati 50 kontrak komersial 5G dengan berbagai operator di seluruh dunia, serta mengapalkan lebih dari 150 ribu BTS 5G. “Kami juga memiliki 1.695 paten teknologi esensial terkait 5G, atau sama dengan 26 persen dari keseluruhan paten 5G. Hal ini juga menunjukkan keunggulan teknologi 5G Huawei yang satu hingga dua tahun lebih maju dibandingkan pesaing,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia Mohamad Rosidi memberikan penjelasan tentang strategi kunci yang dapat dilakukan Indonesia sebelum mengimplementasikan teknologi 5G.
“Strategi yang pertama dan paling krusial dalam persiapan menuju 5G adalah harmonisasi spektrum, karena saat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan alokasi frekuensi atau spektrum untuk 5G” kata Rosidi.
Rosidi menjelaskan, dalam implementasi komersial 5G Huawei memiliki anjuran untuk pendekatan spektrum berlapis demi skenario penggunaan teknologi 5G secara ideal. “Rentang C-Band (3300-4200 dan 4400-5000 MHz) muncul sebagai kandidat frekuensi utama untuk 5G di beberapa negara, karena keseimbangan optimal antara jangkauan dan kapasitas dalam hal biaya implementasi,” kata Rosidi.
Selanjutnya untuk skenario khusus yang membutuhkan kecepatan tinggi, spektrum Band 30 (24,25 GHz-29,5 GHz dan 37 GHz-43,5 GHz) adalah yg paling tepat. Namun, ada juga spektrum di bawah 2Ghz (misalnya 700 MHz) yang menguntungkan dalam hal jangkauan yang luas serta penggunaan dalam ruangan.
Strategi selanjutnya adalah sinergi jaringan nirkabel (wireless) dan fixed untuk mendorong peningkatan jumlah pelanggan. “Indonesia juga memiliki tantangan rendahnya penetrasi jaringan berbasis serat optik (fixed broadband), hal tersebut dilengkapi dengan adopsi solusi WTTx yang penetrasinya akan lebih cepat daripada fixed broadband tadi,” katanya.
Dalam hal keberlangsungan bisnis, Rosidi melanjutkan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan ekosistem dan industri yang berkaitan dengan penggunaan 5G.
“Sehingga ketika 5G hadir, teknologi tersebut akan menjadi alternatif menarik untuk melengkapi broadband home gigabit yang saat ini telah terbangun, serta akan memperkaya pengalaman digital bagi setiap pengguna layanan di rumah,” kata Vanness.
Rosidi memperkirakan penerapan 5G di Indonesia secara komersial baru akan terwujud pada 2022. Namun, penerapannya dapat terjadi lebih cepat seiring dengan telah siapnya perangkat-perangkat berteknologi 5G pada saat ini. Siklus kehadiran teknologi 5G sendiri diperkirakan 2 tahun lebih cepat dari teknologi 3G/4G sebelumnya.