ArenaLTE.com - Teknologi memiliki peran penting bagi kehidupan digital yang kini makin serba terhubung, terlebih dengan kehadiran teknologi 5G yang sudah di depan mata.
 
Teknologi 5G diprediksi akan membawa dampak perubahan yang signifikan, sekaligus menjadi fondasi dan pembangkit di setiap lini, mulai dari pengembangan kota pintar, pabrik manufaktur pintar, hingga kantor pintar, dan di berbagai bidang yang lain. Kehadirannya menjadi keniscayaan yang harus dimanfaatkan secara optimal.
 
Data terakhir menunjukkan penetrasi Internet di Indonesia telah mencapai angka 171 juta. Angka tersebut memperlihatkan makin terkoneksinya setiap lini kehidupan.
 
Namun di sisi lain, kehidupan yang serba terhubung tersebut membawa risiko tersendiri terhadap keamanan lalu lintas informasi, seperti munculnya ancaman serangan siber serta upaya-upaya pembobolan data.
 
Terdapat laporan yang menyebutkan bahwa selama tahun 2018, lebih dari 200 juta serangan siber dilancarkan mengarah ke Indonesia.
 
Untuk itulah, Huawei sepakat untuk bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tentang pengembangan keamanan siber.
 
Kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber, pembangunan kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber, serta knowledge sharing terhadap ancaman-ancaman keamanan siber.
 
Kolaborasi tersebut juga tertuang dalam serangkaian capacity building berupa seminar dan workshop yang diperuntukkan bagi peserta dari beragam sektor dan industri, dari pemerintahan, bisnis, komunitas, akademisi, hingga masyarakat umum.
 
Jacky Chen, CEO, Huawei Indonesia mengungkapkan bahwa kesadaran serta pemahaman masyarakat terhadap keamanan dan pendeteksian dini terhadap ancaman siber penting untuk terus ditingkatkan seiring dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menerbitkan regulasi untuk mewujudkan keamanan siber yang makin solid.
 
“Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah kebutuhan terhadap strategi kemanan siber yang didukung oleh manajemen risiko yang cerdas yang mampu mengantisipasi segala bentuk ancaman terhadap keamanan siber dalam rangka melindungi sektor-sektor penting di industri maupun obyek-obyek vital nasional,”jelasnya.
 
Kehadiran teknologi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI) saat ini tidak bisa dimungkiri lagi. Di masa depan, teknologi AI akan hadir di setiap lini dan membawa risiko yang signifikan di bidang keamanan komputasi.
 
Namun, di sisi lain, AI juga dapat dimanfaatkan sebagai peranti yang esensial dalam membangun sistem pertahanan siber, dari pengembangan sistem deteksi dini malware, hingga mengantisipasi setiap serangan yang dibidikkan ke jaringan komputasi.
 
Perannya signifikan dalam memperkokoh strategi keamanan siber, serta dalam upaya meningkatkan skala respons terhadap ancaman keamanan. Ini dapat terwujud berkat kapabilitasnya yang mampu menganalisis, mengobservasi, hingga mendeteksi adanya indikasi kejanggalan di jaringan secara cerdas.
 
Sebagai perusahaan ICT global terkemuka dunia, Huawei telah mengembangkan serangkaian produk serta teknologi mutakhir yang dapat mendukung sistem deteksi dini nasional maupun inisiatif-inisiatif lain yang digagas oleh BSSN dalam upaya mewujudkan ruang siber Indonesia yang kian aman.
 
Letjen Purnawirawan Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara mengatakan, “Kerja sama yang terjalin antara BSSN dan Huawei merupakan bentuk komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang keamanan siber.
 
“Kerja sama ini juga diharapkan menjadi sarana kolaborasi dalam pengembangan riset di bidang keamanan siber yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas personil maupun teknologi demi terwujudnya keamanan siber nasional yang kokoh.”
 
Ini sejalan dengan visi yang diemban oleh BSSN dalam mengupayakan terwujudnya keamanan siber nasional secara efektif dan efisien melalui pendayagunaan, pengembangan, serta pengonsolidasian seluruh elemen keamanan siber.