ArenaLTE.com - Bencana alam, gempa bumi yang menimpa wilayah Nusa Tenggara Barat, Lombok, cukup banyak memakan korban jiwa dan cedera. Pun demikian, selain banyak menimbulkan korban jiwa beberapa wilayah bencana juga mengalami rusak parah, termasuk perihal transportasi dan komunikasi. Perusahaan teknologi asal negeri Tiongkok, Huawei, mengungkapkan ada banyak BTS sebagai akses jaringan komunikasi mengalami kerusakan, sehingga tergerak untuk memulihkan kembali jaringan komunikasi ini. 

“Sejak bencana gempa mengguncang Lombok pada Minggu, kami terus mendukung upaya pemulihan jaringan telekomunikasi milik operator seluler. Kami menyadari pentingnya fungsi infrastruktur telekomunikasi dalam setiap aktivitas manajemen bencana. Huawei mengerahkan 16 teknisi senior yang terlibat dalam 49 tim guna membantu pemulihan jaringan operator yang terdampak,” kata GM Area Jateng, Jatim, Balinusra Huawei Indonesia, Syarbeni. 

Menurut Syarbeni, saat bencana gempa terjadi, sebanyak 542 titik base tranceiver station (BTS) dari 1.133 BTS yang didukung Huawei di Pulau Lombok mengalami gangguan atau tidak berfungsi akibat pasokan listrik yang sempat terganggu. Kondisi tersebut telah menjadikan beberapa jaringan operator telekomunikasi tidak dapat digunakan untuk sementara waktu. 

Sebagai resolusi, Huawei melakukan koordinasi internal secara intensif dan komunikasi dengan pihak operator terkait, membentuk satuan tugas bencana alam, dan menerapkan sistem pelaporan berkala atas kondisi dan stabilitas jaringan yang terdampak gempa.

“Dalam waktu 96 jam, sebanyak 502 BTS sudah dapat dipulihkan. Kondisi per hari ini, 92,6 persen jaringan sudah beroperasi secara normal. Meski demikian, kami tetap melakukan pantauan secara berkala sebagai upaya mengantisipasi dampak serta risikogempa susulan,” kata Syarbeni.

Syarbeni menjelaskan bahwa dengan teknologi real-time monitoring Huawei dapat membantu operator dalam memantau kondisi dan memastikan stabilitas jaringan dengan mudah, sekaligus membantu upaya pemulihan yang diperlukan dengan cepat agarlayanan komunikasi yang disediakan oleh operator telekomunikasi bagi pelanggannya dapat kembali berjalan normal.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi terjadi pada hari Minggu (5/8) pukul 18:46:35 WIB dan gempa susulan terakhir berkekuatan 6,2 SR kembali terjadi pada Kamis pukul 12.25 WIB.

Hingga Kamis pagi (9/8), BMKG mencatat telah terjadi 355 kali gempa susulan di sekitar lokasi awal gempa. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pun masih memberlakukan periode tanggap darurat hingga Sabtu, 11 Agustus 2018.