ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Masyarakat Indonesia dianggap sudah cukup melek dengan teknologi. Hal tersebut tergambar dari hasil riset yang dilakukan norton tentang jumlah pengguna internet Indonesia yang kuatir akan adanya kejahatan cyber. Dalam riset Norton Cybersecurity Insight Report, dilaporkan bahwa 8 dari 10 konsumen Tanah Air percaya bahwa dirinya terancam oleh kejahatan online dan penggunaan WiFi publik lebih berbahaya dari toilet umum.

Diungkapkan oleh badan riset keamanan Norton, 55% konsumen percaya bahwa informasi kartu kredit mereka lebih mungkin dicuri setelah belanja online dibanding dari dompet. Sedangkan 6 dari 10  atau sebesar 59% orang Indonesia percaya menggunakan WiFi publik lebih berisiko daripada menggunakan toilet umum.

[caption id="attachment_16803" align="aligncenter" width="794"]Norton Choon Hoon Chee, Director, Asia Consumer Business, Norton by Symantec[/caption]

Sedangkan untuk data riset dari pengguna yang mengungkapkan telah mengalami langsung kejadian, menceritakan pengalamannya pernah mendapat kejahatan cyber dalam satu terakhir ada sebesar 42%.

“Penjahat cyber tidak menyerah. Mereka menggunakan teknik yang semakin canggih untuk mencuri informasi pribadi konsumen, seperti password, informasi kontak, dan otentifikasi perbankan untuk mengisi pundi-pundi mereka,” kata Choon Hoon Chee, Director, Asia Consumer Business, Norton by Symantec, dalam pemaparan laporan riset yang dilakukan perusahaan, di Jakarta.

Dirinya mengungkapkan, konsumen atau pengguna internet Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, adaptasi kearah digital yang dilakukan cukup berkembang cepat.” kami mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi informasi mereka secara online dan tidak pernah merasa puas dengan keamanan,” tambah Choon Hoon.

Segmen Pengguna

Siapa yang bertengger di puncak daftar orang-orang yang paling menyadari langkah keamanan online di Indonesia? Generasi Baby Boomers, disebutkan berada dalam posisi tingkat teratas yakni kelompok yang sering dianggap kurang melek teknologi, melaporkan kebiasaan aktivitas online-nya lebih aman dibandingkan dengan generasi Millennial.

Ada sebanyak responden yang tercatat berada di kiraan kuota sebesar 19% mengakui telah berbagi password. Lahir di era digital, generasi Millennial, justru harus sering berhati-hati dengan 47% orang yang mengaku telah berbagi password dan melakukan aktivitas online lainnya yang berisiko.

Konsumen Indonesia kehilangan sekitar 33 jam waktunya selama satu tahun terakhir untuk berurusan dengan dampak dari kejahatan online dan uang senilai 7,6 juta rupiah per korban—dengan akumulasi sebesar 194,603,7 miliar rupiah. Kerugian terbesar dari hal ini adalah ketika kejahatan cyber menyebabkan kerugian dari segi emosional kepada 5 dari 10 orang (52 persen) korban konsumen kejahatan cyber di Indonesia yang merasa marah setelah menjadi korban.