ArenaLTE.com - Teknologi membawa dampak perubahan pola konsumsi di industri ritel Indonesia, yang diperkirakan tumbuh 10% tiap tahunnya. Seiring dengan digitalisasi, preferensi konsumen bergeser dari yang dulu berbelanja di distributor atau gerai, menjadi direct to consumer.
 
Konsumen kini mengharapkan pengalaman yang jauh lebih cepat dan nyaman dalam mengakses produk atau jasa. Hal ini menjadi tantangan bagi para startup lokal di industri ritel - khususnya yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.
 
Agar tetap unggul, startup harus fokus mengembangkan inovasi untuk memastikan produk dan jasa mereka selalu cocok dengan kebutuhan pasar.
 
Untuk itu, program akselerator startup Gojek Xcelerate batch 3 melatih startup di sektor ritel dalam menerapkan inovasi kebutuhan keseharian konsumen (daily consumer innovation), sehingga mereka bisa bersaing dan tumbuh lebih cepat.
 
Melalui Gojek Xcelerate, Gojek berbagi metode efektif dalam mengembangkan produk secara efisien kepada 9 startup anak bangsa terpilih.
 
Metode yang kerap digunakan Gojek ini disebut sebagai growth hacking untuk mencapai product-market fit - atau kondisi dimana sebuah perusahaan sukses memberikan nilai tambah penciptaan produk atau jasa yang memang sesuai dengan kebutuhan pasar. 
 
Sebagai wujud komitmen Gojek mengembangkan industri startup Indonesia, Gojek Xcelerate dihadirkan sebagai wadah berbagi ilmu Gojek membangun decacorn pertama Indonesia.
 
Diluncurkan di bulan September 2019, Gojek Xcelerate menargetkan membina 35 startup terbaik asal Indonesia dan Asia Pasifik melalui pelatihan berbasis kurikulum dari Gojek dan partner global lainnya, yaitu McKinsey & Co, UBS Bank, dan Google Developers Launchpad.
 
Batch pertama Gojek Xcelerate berfokus pada Machine Learning dan telah meluluskan 5 startup tanah air, sedangkan batch kedua Women Founders telah meluluskan 9 startup asal Asia Pasifik yang dipimpin oleh perempuan.
 
Berkolaborasi dengan Digitaraya dan partner kelas dunia lainnya, Gojek Xcelerate batch 3 berbagi insight yang dibutuhkan startup untuk memastikan produk yang ditawarkan menjawab kebutuhan konsumen.
 
Materi yang diajarkan, diantaranya “Growth Experimentation 101” atau eksperimentasi untuk meningkatkan penggunaan produk/jasa melalui uji hipotesis yang berasal dari data perilaku pengguna; “Supercharge your Products with Web Apps” atau pengembangan platform digital melalui framework yang lebih cepat dikembangkan dan dapat digunakan di berbagai kanal digital; serta “Building High Impact Learning Culture” atau strategi membangun budaya perusahaan yang efektif dengan pengembangan cara berpikir karyawan.


Chief Marketing Officer Gojek, Ainul Yaqin mengungkapkan bahwa dalam perkembangan sebuah startup, penting untuk para founder menemukan cara yang paling efektif dan efisien dalam mengembangkan produk mereka, salah satu caranya adalah menggunakan growth-hacking.
 
“Metode ini mirip dengan disiplin Marketing, dimana kita selalu mengupayakan cara memasarkan produk dan jasa yang paling sesuai dengan target konsumen kita, bahkan sampai level individu. Dalam growth-hacking, startup menganalisa data perilaku konsumen untuk mencari solusi yang pasti bagi konsumen, dan ini penting untuk membantu percepatan pertumbuhan serta keberlangsungan bisnis,” jelasnya.
 
Kesembilan startup anak bangsa yang berkesempatan untuk belajar langsung dari Gojek dan perusahaan global lainnya di Gojek Xcelerate batch 3 diantaranya marketplace penyewaan mainan dan perlengkapan bayi, Gigel.id; produk kosmetik dan perawatan tubuh, Callista; serta startup penyedia perangkat pintar pendukung aktivitas sehari-hari, Sugar Technology.
 
Melalui kesempatan ini, Gojek Xcelerate membuka akses yang luas kepada para startup untuk mendapatkan dukungan bagi bisnisnya, termasuk kesempatan untuk bisa terintegrasi ke dalam platform dan ekosistem Gojek.