ArenaLTE.com - Jika ada yang bisa meyaingi pendapatan Google dari pemasangan iklan, tentu perusahaan tersebut adalah Facebook. Namun sayangnya, kali ini perusahaan media sosial tersebut harus menerima pil pahit yang cukup membuat perusahaan ini harus kehilangan pendapatannya. Pasalnya, beberapa perusahaan besar, seperti Unilever mengungkapkan akan menarik semua iklan yang dipasang di perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut.

Mengutip dari laman phonearena, Unilever masuk sebagai perusahaan yang cukup besar memasang iklan di Facebook. Namun, perusahaan yang dikenal bergerak dalam lini industri farmasi ini membatalkan penempatan iklannya di media sosial hingga akhir tahun 2020 ini.

Facebook juga sepertinya bukan hanya akan kehilangan pendapatan dari Unilever, karena beberapa perusahaan lainnya juga mengikuti jejak untuk meninggalkan pemasangan iklan di sistus media sosial tersebut. Sumber informasi menyebutkan bahwa perusahaan lain yang mencabut pemasangan iklannya adalah Coca-Cola yang tidak akan lagi beriklan sementara selama 30 hari ini.

Selain Unilever dan Cocal-Cola, perusahaan yang mengikuti langkah pencabutan pemasangan iklan tersebut adalah Dockers dan Levi yang disebutkan bergerak dalam satu langkah untuk boikot Facebook. Perusahaan coklat Hersehey’s juga diungkapkan ikut aksi tersebut sehingga mampu memangkas pengeluaran mencapai 33% dari ditargetkan.

Perusahaan-perusahaan ini bukan hanya menarik iklan mereka di Facebook, tetapi juga dari media sosial berbagi foto, Instagram. Dengan pernarikan tersebut, pendapatan Facebook akan jatuh di bawah ekspektasi dan ini telah mempengaruhi harga sahamnya. Kemarin, saham turun 8,3% mengurangi nilai perusahaan sebesar USD56 miliar. Zuckerberg secara pribadi menerima USD7 miliar hit meskipun kekayaan bersihnya masih USD82,3 miliar setelah penurunan.

Boikot yang dilakukan banyak perusahaan tersebut diungkapkan sebagai langkah protes terhadap Facebook yang tidak menghapus posting-an berbau ofensif dan kebencian. Hal ini terjadi karena adanya penyebaran konten yang telah diizinkan Facebook atas tragedia yang disebut-sebut sebagai bagian dari konspirasi kelompok Qanon.

Kepala Kantor Media Verizon, John Nitti mengatakan, "Kami memiliki kebijakan konten yang ketat dan tidak memiliki toleransi ketika dilanggar, kami mengambil tindakan. Kami menghentikan sementara iklan kami hingga Facebook dapat membuat solusi yang dapat diterima yang membuat kami nyaman dan konsisten dengan apa yang telah kami lakukan dengan YouTube dan mitra lainnya," yang sepertinya juga akan mengambil langkah yang sama dengan Unilever.