ArenaLTE.com - Seiring bangkitnya era internet of things, istilah connected car tentu sudah sering didengungkan para vendor telekomunikasi dan otomotif. Tapi konsep kendaraan yang terhubung tak melulu menyasar mobil atau truk. Contohnya Ericsson dan Inmarast telah bekerjasama dalam implementasi kapal pintar. Inmarsat sebagai penyedia layanan satelit global dari Inggris, punya keunggulan dalam solusi navigasi dan tracking. Sementara Ericsson, dikenal kampiun sebagai vendor telekomunikasi yang banyak memasok teknologi radio di jaringan seluler.

Kedua perusahaan akan bersama-sama mengembangkan produk, layanan dan aplikasi untuk mendorong standar industri untuk konektivitas satelit dan integrasi aplikasi di industri maritim untuk diimplementasikan pada kapal pintar.
Baca juga: Ericsson, Tahun 2021 Orang Indonesia Konsumsi Data 28 GB Per Bulan

Dalam aksinya, kedua perusahaan bersama-sama mengembangkan  produk, layanan, dan aplikasi guna mendorong standar industri maritim yang teritengrasi berbasis konektivitas satelit. Sebagai langkah pertama, Ericsson telah menandatangani kontrak distribusi untuk menawarkan XpressLink, yakni perangkat yang menggabungkan kemampuan Inmarsat dengan frekuensi L-band dan Ku-band pada jaringan  satelit VSAT untuk pasar maritim.

XpressLink menawarkan jalur upgrade yang mudah ke layanan Armada Xpress Inmarsat, didukung oleh Xpress konstelasi global baru yang akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang. Kerjasama ini juga akan membuka jalan bagi integrasi antara Ericsson Maritim ICT Cloud dan konektivitas global disampaikan melalui jaringan komunikasi satelit Inmarsat.

Ericsson Maritime ICT Cloud merupakan solusi end-to-end yang dikelola yang menghubungkan kapal di laut untuk operasi pantai berbasis termasuk penyedia layanan pemeliharaan, pusat dukungan pelanggan, armada/mitra transportasi, operasi pelabuhan dan otoritas.

Dengan dukungan Inmarsat, Maritim ICT Cloud akan memastikan bahwa truk akan menghabiskan waktu yang efisien selama berada di area di pelabuhan, kargo akan menghabiskan lebih sedikit waktu dalam perjalanan, dan produsen akan lebih mampu untuk merencanakan pengiriman mereka. "Perjanjian transformasional ini akan membuka peluang bagi operator kapal dan manajer untuk menangkap real data dengan segera. Semua orang berbicara tentang 'big data', tapi pada akhirnya semua akan terkait penyebaran aplikasi onboard dan manajemen end-to-end dari intelijen terpadupu yang dapat mengubah cara industri maritim beroperasi ," kata Ronald Spithout, presiden Inmarsat Maritime.