ArenaLTE.com - Memasuki era transformasi digital yang mengusung mobile-first, cloud-first, aktivitas belanja konsumen banyak yang beralih ke toko online. Pertumbuhan pesat toko online di pasar eCommerce Tanah Air dibuktikan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 21 triliun pada 2014 lalu.

Sayangnya, laju pasar e-commerce di Indonesia tidak serta merta berjalan mulus. Mudahnya akses jual beli juga membuka lebar pintu masuk barang-barang ilegal, termasuk software bajakan. Hal ini menimbulkan rendahnya kepercayaan diri konsumen eCommerce Tanah Air terhadap keaslian barang yang dijual melalui toko online, terutama untuk produk yang sulit diteliti secara fisik seperti software.

Hal tersebut tentunya menimbulkan efek negatif kepada bisnis eCommerce Tanah Air yang saat ini menjadi salah satu pusat perhatian pemerintah sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Oleh karena itu, Microsoft Indonesia menjadi pendorong kerjasama dengan lima pelaku bisnis e-commerce di tanah air, yaitu  Bhinneka.com, Blanja.com, Blibli.com, JD.ID, dan Lazada Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) untuk melindungi konsumen dari software bajakan yang  diperjualbelikan di situs eCommerce Tanah Air.

Perjanjian kerjasama strategis ini terangkum dalam sebuah inisiatif Clean e-Commerce yang dapat menciptakan ekosistem bisnis online yang lebih aman dan memuaskan bagi konsumen.

eCommerce Tanah AirNantinya, masyarakat yang hendak membeli genuine software di Bhinneka.com, Blanja.com, Blibli.com, JD.ID, dan Lazada Indonesia akan dapat dengan mudah menemukan genuine software melalui landing page Microsoft.

Dengan dukungan Microsoft Indonesia, kelima toko online juga akan melakukan penyaringan terhadap vendor yang menjual software di toko online mereka masing-masing. Salah satu hasil dari penyaringan tersebut adalah penerapan sertifikasi untuk vendor yang benar-benar menjual genuine software.

Andreas Diantoro, President Director, Microsoft Indonesia dalam keterangan resminya mengungkapkan bahwa peredaran counterfeit software (Software bajakan) di beberapa toko online menjadi penghambat perkembangan bisnis eCommerce Tanah Air, mengingat dampaknya terhadap kredibilitas toko onlineserta timbulnya kekhawatiran konsumen saat berbelanja online.

Selain itu, Andreas juga menambahkan, “Konsumen yang sudah terlanjur membeli dan menggunakan counterfeit software juga terpapar risiko masuknya virus dan malware ke dalam perangkat mereka yang akan merugikan dari segi waktu dan materi yang terbuang,” ujarnya.