ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Kasus serangan Indosat terhadap Telkomsel lewat spanduk sindiran tarif mahal yang memanas pada pekan lalu masih berlanjut. Alexander Rusli, Chief Executive Officer Indosat Ooredoo, berdalih hal itu dilakukan sebagai reaksi dari perusahaan terhadap persaingan yang tidak sehat. Ia menganggap Telkomsel selalu dilindungi regulasi sehingga tidak ada environment kompetisi yang fair. Bahkan perusahaan ini juga menuduh adanya isu monopoli di pasar luar Jawa oleh operator dominan, siapa lagi kalau bukan Telkomsel.
BACA: Indosat Ooredoo Ungkap Alasan Di Balik Spanduk Sindir Tarif Mahal TSEL
Tak terima dituduh seperti itu, Telkomsel pun angkat bicara. Menanggapi pemberitaan yang berkembang seperti itu, anak perusahaan Telkom Group ini secara resmi menegaskan bahwa dominasinya di luar Pulau Jawa bukan merupakan praktik monopoli.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati mengatakan bahwa penguasaan pasar oleh perusahaannya di luar Pulau Jawa diraih melalui sebuah proses yang panjang dan jatuh bangun yang luar biasa sejak berdirinya di tahun 1995. "Semangat membangun hingga ke pelosok merupakan semangat yang dimiliki oleh Telkomsel untuk menyatukan nusantara, dimana pada saat itu operator lain lebih fokus membangun di Pulau Jawa dan kota besar yang secara bisnis lebih menguntungkan,” ujar Adita.
Ia menuturkan lokasi-lokasi pembangunan jaringan di luar pulau Jawa memiliki pasar yang tidak besar, dan pada saat yang bersamaan CAPEX (Capital Expenditure / biaya modal) yang dikeluarkan sangat besar. Begitu pula ketika dioperasikan, juga lebih mahal karena biaya produksi dan operasional jauh lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa.
Namun operator ini tetap membangun, karena merupakan bagian dari komitmen membangun di seluruh Indonesia yang juga sudah tertuang dalam Modern Licensing, seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi.
Hingga saat ini Telkomsel mengklaim merupakan satu-satunya operator yang berkomitmen untuk melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi seluler hingga ke berbagai daerah pelosok, perbatasan dan pulau terluar Indonesia, guna membuka akses telekomunikasi bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini dapat terlihat dari tergelarnya 116.000 BTS yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dimana angka penambahan jaringan ini dilakukan secara konsisten dengan rata-rata sebesar 25% setiap tahunnya.
“Konsistensi pembangunan jaringan ke berbagai daerah ini sudah merupakan semangat Telkomsel dan ke depannya komitmen ini pun akan terus dijaga sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia di berbagai lokasi yang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang berkualitas,” ujar wanita yang sebelumnya pernah bekerja menjadi humas Indosat ini.