Ternyata hanya 6% bisnis di Indonesia masuk dalam kategori Pemimpin Digital menurut Indeks Transformasi Digital Dell Technologies (DT Index).
Studi ini juga mengungkapkan bahwa 57% pemimpin bisnis di Indonesia percaya perusahaan mereka akan kesulitan memenuhi tuntutan pelanggan yang terus berubah dalam jangka lima tahun ke depan dan 27% khawatir mereka akan kalah bersaing.
Dua tahun setelah DT Index pertama diluncurkan tahun 2016, tahun ini Dell Technologies dan Intel memperluas cakupan riset ini hingga lebih dari dua kali lipat, dari 16 negara menjadi lebih dari 40 negara dan membandingkan 4.600 bisnis, berdasarkan kategori berikut:
Kategori grup | Deskripsi | Hasil 2018 (Indonesia) |
Pemimpin Digital | Transformasi digital, dalam berbagai bentuk, merupakan bagian tak terpisahkan dari DNA perusahaan tersebut | 6% |
Adopsi Digital | Memiliki rencana digital, investasi dan inovasi matang | 26% |
Evaluator Digital | Berhati-hati dan perlahan-lahan melakukan transformasi digital; memiliki rencana dan investasi untuk masa depan | 41% |
Pengikut Digital | Investasi digital sangat sedikit dan ragu-ragu memulai rencana untuk masa depan | 21% |
Ketertinggalan Digital | Tidak memiliki rencana digital, inisiatif dan investasi yang dilakukan sangat sedikit | 6% |
Meskipun DT Index mencatat ada beberapa yang masuk dalam kategori Pemimpin Digital, lebih dari seperempat responden di Indonesia masuk dalam kategori Adopsi Digital, yang artinya perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki rencana dan inovasi digital yang cukup matang untuk melaksanakan rencana transformasi mereka.
Namun demikian, perusahaan perlu mempercepat rencana transformasi mereka. Sebagian besar responden berada di kategori Evaluator Digital, yang artinya masih banyak sekali perusahaan yang masih mempertimbangkan atau bahkan menunda melakukan apa pun.
Sebanyak 27% perusahaan di Indonesia berada di dua kategori terbawah, yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak terlalu lambat atau bahkan tidak memiliki rencana digital sama sekali.
Hambatan transformasi digital Di Indonesia
Berdasarkan hasil DT Index, 94% perusahaan di Indonesia mengakui mereka menghadapi hambatan besar dalam melakukan transformasi digital saat ini. 5 hambatan teratas adalah:
- Kekhawatiran akan privasi data dan keamanan siber
- Kurangnya anggaran dan sumber daya
- Peraturan atau perubahan legislatif
- Kurangnya teknologi yang tepat untuk digunakan sesuai kecepatan yang dibutuhkan bisnis tersebut
- Kurangnya tenaga dan pengalaman yang tepat di dalam perusahaan
Oleh karena itu, hanya 4% yang menyatakan bahwa mereka akan menjadi pelopor perubahan bukan hanya menjadi pengikut dalam jangka lima tahun ke depan.
“Kita sudah sering mengatakan kalau kita saat ini berada di titik puncak perubahan besar, tapi situasi sudah berubah. Era digital berikutnya telah tiba dan telah mulai menata ulang cara kita hidup, bekerja dan melakukan bisnis,” ujar Paul Henaghan, Vice President, Data Center Solutions, Asia Pacific & Japan, Dell EMC.
Mengatasi tantangan Transformasi Digital Perusahaan Indonesia
Riset ini mengungkapkan bahwa berbagai perusahaan di Indonesia telah mulai mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi hambatan yang mereka alami, termasuk ancaman kalah berkompetisi dengan pesaing yang lebih gesit dan inovatif. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil riset yang menyatakan:
- 67% bisnis di Indonesia menggunakan teknologi digital untuk mempercepat pengembangan produk/layanan baru
- 46% bisnis menyertakan pengaturan keamanan dan privasi ke semua perangkat, aplikasi dan algoritma
- 49% bekerja keras untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian internal yang tepat, seperti mengajari staf cara membuat kode (coding)
- 50% berbagi pengetahuan lintas divisi, antara lain dengan meningkatkan pengetahuan para pemimpin TI dengan keterampilan bisnis dan para pemimpin bisnis dengan keterampilan TI
Perusahaan-perusahaan di Indonesia merencanakan sejumlah investasi berikut dalam satu hingga tiga tahun ke depan:
- 60% merencanakan untuk berinvestasi di keamanan siber
- 60% merencanakan untuk berinvestasi di teknologi IoT
- 46% merencanakan berinvestasi di multi-cloud
- 39% merencanakan untuk berinvestasi di pendekatan yang berfokus pada komputasi (computer-centric)
- 32% merencanakan untuk berinvestasi di Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
“Saat ini adalah waktu yang sangat menarik untuk berbisnis. Kita berada di persimpangan penting – yaitu, dimana teknologi, bisnis dan manusia bertemu untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih terhubung,” tambah Catherine Lian, Managing Director, Dell EMC Indonesia.
“Namun demikian, hanya perusahaan-perusahaan yang fokus menggunakan teknologi yang akan meraih manfaat yang ditawarkan model bisnis digital, termasuk kemampuan untuk bergerak cepat, mengotomatisasi semua hal dan memenuhi tuntutan pelanggan. Itulah kenapa transformasi digital harus menjadi prioritas nomor satu.”